Cerita Dewasa Terbaru Memek Licin VANI - Postingan saya kali ini
akan merangkul semua Artikel atau postingan yang termasuk kategori
cerita Dewasa didalam blog ini yang patut di baca oleh orang dewasa.
Bagi yang masih Umur dibawah 18 Tahun Mohon dengan Sangat silakan anda
Bersabar Untuk Membaca Artrikel Cerita Dewasa di bawah ini.
Cerita
Dewasa Seks ini aku alamai saat masa kuliah. Disitulah terjadi sebuah
pengalaman serta cerita sex aku bersama temanku. Gimana sih cerita
dewasa dan cerita seks yang akan aku ceritakan kali ini ? yuk kita baca
aja cerita berikut ini secara seksama. Kuliah jam terakhir di kampus S
di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul
18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4 fakultas
Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan
kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar
kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya
seolah ingin menelanjanginya.
Tersadarlah Vani bahwa hari itu
dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan
belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang
berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani
menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit
Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat
itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani
memang cukup tinggi, 173cm.
”Buset, baru sadar gue kalo hari
ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar
dia gak konsen”, pikir Vani.
Biasanya Vani bila naik angkot
menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana
panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di
jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel.
Tapi si Angel sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.
Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai
agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi.
”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin
lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi
mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang
bulat sekal dan menonjol.
Makin salah tingkahlah si Vani. Mau
balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau
tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus
yang pasti penuh sesak jam segini, Vani tidak kebayang tangan-tangan
usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah
kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga
kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Vani coba alternatif
terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Angel atau Dessy
teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. ”Buset, sial
banget sih gue hari ini.”
Mulailah celetukan mesum cowok-cowok
di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya.
Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Vani.
Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas
makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si Vani.
Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani.
Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak
sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas
Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.
Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka
main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik
mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus
pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please
anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum
Ethan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya
deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari
halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani.
Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para
cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai
menembus kemacetan ibu kota.
”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
Kata Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada
ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi
gw nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.
Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini,
bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh
gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin,
Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung.
“Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin
bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan
berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo.
Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya.
Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO
PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang
tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang.
Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai
di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah.
“Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani
bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa
seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret
juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong ”Ya udah, cuma pegang susu gue
doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. ”Ga kok Van, cuma sampe kos lo
doang” kata Ethan penuh kemenangan. ”Sialan, itu sih bisa setengah jam
sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.
Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan
bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan
jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah
Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai
remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap
menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang
menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin
mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak
secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai
meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.
Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh
remasan-remasan tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe
terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi,
tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung
masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah
kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar
juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset
toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya.
Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.
Ethan
melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani
keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari
wadahnya dan terekspos full. ”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede
neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar. ”Bangsat lo Than. Kok
sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam
BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan ”Eh, inget janji lo. Gue
boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah
gue”. Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan
kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.
Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian
memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali.
Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir
puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting
oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang
mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga
disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai
menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. ”Ngehek nih
cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!”
membatin si Vani.
Tapi puting Vani yang mulai menegang dan
membesar tidak bisa menipu Ethan yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny
juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha
menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah
mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas
meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan
mesum pun mulai mengalir dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan
gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo.
Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani
sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama
ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Vani untuk mengikuti
libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai merasakan bahwa celana
dalamnya mulai lembab.
“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin
keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue
bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih ngremesin toked gue”
pikir Vani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu,
Vani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai
menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan
mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak.
“BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani
menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin
menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi
bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked
Vani.
Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan
rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan
menjepit kedua puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit
mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak
di memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar
lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani
langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan
tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh”
Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi
sia-sia saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme,
keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok
ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh
kemenangan.
Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak
terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret
lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga
bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang
berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi,
ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya
merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin
gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue makin gatel.
Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin
sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang
berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak
horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin
ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir
jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak
ke setelan kursi Vani.
Tangan satunya langsung menekan kursi
Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut
terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak
peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani
lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Vani.
”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak menyangka memeknya yang
semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan,
bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya.
Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang,
jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat.
Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.
”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras
karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan
tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat
dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika
gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur
pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di
depan si Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin
tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot”
batin Vani.
Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih
tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani
serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar
terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget
Ethan berucap ”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue
puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua
toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot
toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas &
memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga
piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan
kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik
”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma
pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked
guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang
naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah
tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya
gini bagusnya”.
Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked
Vani ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting
Vani langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Ethan.
Sensasinya luar biasa, Vani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan
pelan tertahan mulai keluar dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai
turun menyusuri perut Vani yang putih rata, berputar-putar sejenak di
pusernya. Tangan kanan Ethan aktif membelai-belai dan meremas paha
bagian dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..”
keluh Vani tak jelas. Dengan sigap Ethan menyingkap rok mini Vani
tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Vani berwarna merah.
Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan
isinya yang menggembung montok. Jembi Vani yang tipis terlihat hanya
diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. ”Buseett..sexxyy
bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Ethan dalam hati.
Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani,
dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo
udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma
bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya,
karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas
panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani
perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah,
harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe”
pikir Ethan napsu.
Cepat Ethan ambil posisi di depan
selangkangan Vani yang terbuka. Kursi Vani dimundurkan agar beri ruang
cukup untuk manuver barunya. Paha Vani dibuka semakin lebar, dan Vani
nurut saja. Jemari Ethan meraup panty mungil Vani, dan membejeknya jadi
bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Vani.
Ethan mulai menggesek-gesekkan panty Vani ke belahan memiawnya dengan
gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah..
aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…” desah Vani keenakan,
karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya
sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat memek Vani yang
terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.
”Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue
makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu.
Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai
menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan
panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan
dipelorotkan panty-nya.
Kini antara Ethan dan memek Vani yang
tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. Ethan
langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu.
Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda
sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Ethan
dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo ngapain lo?? Jangan kurang
ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Vani agak keras. Tapi kedua
tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Ethan, dan tanpa
dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung mencaplok memek Vani. Ethan
melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan
menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Vani
terdengar jelas. Konak Vani yang sempat turun, langsung naik lagi ke
voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy
keluar lenguhan agak keras.
”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah sadar.
Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju
bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari
lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin
Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan
ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu
malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga
desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.
” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.
Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua
tangannya menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya.
Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung
menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama
sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.
”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin keenakan.
Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena
memek Vani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani
membanjir di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan
menggesek-gesek clitoris Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok
lubang memek dan G-spot Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga
ya Van. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya
gini. Becek banget” kata Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok
memiaw Vani.
Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai
merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan
melihat mata Vani yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai
mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai
mengangkat, Ethan tau bahwa Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja
Ethan menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani.
Vani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil
tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap
menangkap tangan Vani, dan berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk
”Hiyah.. Than.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue
ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi
sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa
harus nungging Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha
untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan
sambil mengangkat pantat Vani agar segera menungging.
Vani
dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut
berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat
merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek
tembem yang nongol mesum di bawahnya.
Cepat Ethan melepas sabuk
dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja
kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat
tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Vani yang
mendengar suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan
langsung kaget melihat kontol Ethan sudah teracung dengan gagahnya.
”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.
Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga
Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan
menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng,
menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem
lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.
Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan
meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk
Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan
lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue.
Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan
di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani
mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk
bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani,
betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa
ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.
”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol
lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus
lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang
memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk,
hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam
memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.
”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke
memek guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan
diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar
masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi
sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju
mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya
dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan,
keenakan.
”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo…
kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di
memek Vani, serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak
mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan.
Kata Ethan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut
kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani.
”Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah
ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani sambil
menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar
kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.
”Hahahaha
sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo
aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh kemenangan.
”Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Ethan. Vani langsung
menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin
terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya
kuat-kuat ke memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan
oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat tekanan
tiba-tiba benda tumpul besar.
”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.
”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati
hangat dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak
tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang
sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol,
memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga
bisa.. mhhmff” erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya
nafasnya saja yang terdengar memburu.
Ethan mulai menarik
keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi.
Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit
banget memek lo Vannn..” desah Ethan keenakan ngentotin memek Vani yang
peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Vani mulai didera rasa
konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak,
tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang
sangat digemari oleh Vani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat
gatalnya di memeke Vani. Vani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh
dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.
”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.
”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”
Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir
sexy-nya. Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng
semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh
kontol Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun.
Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan
Ethan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan
menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju
mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat
lagi, membuat kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.
Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua
semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang
keluar masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan
terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit
Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa
gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang
dikocok oleh tongkol Ethan.
”GUEE KELUAARRRR
THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Vani melampiaskan rasa nikmat
yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan merasakan semburan hangat
pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan
kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani mencapai klimaksnya, Vani
bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus
bertubi-tubi.
”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS
NIIIHHH…” erang Vani dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal
ini membuat Vani berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya.
Badan Vani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari dalam
memeknya. ”Gilaa..enak bener than… gue sampe keluar berkali-kali” ujar
Vani agak bergetar karena Ethan masih dengan nafsunya mompain memek
Vani. ”Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Van. Betul-betul
nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih kelonjotan
lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Ethan.
Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan
dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh
Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani
diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat
memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan
dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi
bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek
harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek
dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan
langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung
BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.
”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba
saja (lagi) kontol Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung
menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP….
kontol Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes
dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh
shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..”
mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa
melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan,
menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa.
Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Ethan sambil
terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked
Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.
”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan
dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah
mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan
kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.
”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan
tapi tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi,
memek Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan
yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya
yang kesekian.
”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”.
Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan
seluruh tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes
banget gue” membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali
si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi
kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas.
”Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo.
Di sini sempit banget”.
Maka Ethan langsung membuka pintu
mobil, keluar dan menarik Vani keluar. ”Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue
mo dibawa kemana?” tanya Vani lemes. “Kaki gue lemes banget Than, susah
banget berdiri” tambah Vani. Ethan langsung bopong Vani keluar dari
mobil. Langsung dibawa kedepan mobil. Lantas badan Vani ditenkurapkan di
kap depan BMW-nya.
Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang
ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua
kaki Vani yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh
Ethan. Vani jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa
saja bisa melihat mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani
sambil berupaya berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan
punggung Vani agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya
tetap nungging. ”Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis
peju lo Van” ujar Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi
Vani.
Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya
kembali lagi. Kedua tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani,
dan membukanya sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut
membuka. Ethan langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani.
”AHHHH…” pekik Vani tertahan.
Kali ini Ethan betul-betul
seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi 4
dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika
menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan badan Ethan semakin keras
terdengar. ”GILAA…ENAKKK BANGET NIH memekKK…..” Ethan mengerang
keenakan.
Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan
kepala Ethan mendongak ke atas, keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan,
mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Ethan, atau karena sensasi
ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang,
membuat memek Vani berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun
kembali terdengar.
”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Vani meceracau.
Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya
dikentot kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan
dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok
pantat Vani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam
lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang
pantat Vani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga
mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung
mengobok-oboknya. Vani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.
”GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!
Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari
mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani
dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak
lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai
tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo keluar.
Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Vani
panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja
sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN NGECRET
DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat
menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat
menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin
disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi
terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.
Maka, ketika
Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat,
dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani, Ethan meraung keras.
“HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan menyemprot
berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak keras ”
OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.
Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju
yang mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari
sela-sela jepitan kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang
keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.
Ethan puas
sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Vani. Apalagi
si Vani ikutan keluar juga. ”Komplet dah” pikir Ethan. Karena lemas,
Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap mobil. kontolnya
yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Vani. Sedang Vani
sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy
kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum
pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi
sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai menjalar
lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.
Ethan
yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget
ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada
matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam
dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang.
Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus. ”Heheh ok..ok gue
udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Ethan.
Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan
mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si
Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo pulang. Kok
masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger
dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa
merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin gue bangun dong.
Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang
ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling
bahenol di kampus” tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah muka si
Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi.
Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi
Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran
peju.
Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia
tidak sadar akan tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani
dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan
roknya lagi. Tapi ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata ”Ini buat
gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara
segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”.
”Sial lo Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani.
Vani
langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan sudah
sampai di depan pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo masih
lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih
sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan nakal. Vani tidak
bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua
kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.
Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup
semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani
merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga
dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi
sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru
dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani,
perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Tiba-tiba
si Mirna ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab Vani
sekenanya. ”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna nyelekit
sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa kagetnya
Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Ethan dan
pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani, sampai
lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.
PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang
ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan
nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya.
Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo
masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Ethan.
Mirna
langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit
terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti
itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan
pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang
hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya.
kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan
terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas Vani pedas.
Ethan
cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya
Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar
biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang dia bakal
langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri sendiri.
Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap, tanpa
berganti pakaian.
sumber