Teman Adikku

Saya sekarang kuliah di PTS terkenal di Bandung. Saya mempunyai seorang adik wanita yang mempunyai banyak teman yang sangat "gaul", cantik, dan seksi. Saat malam minggu teman adik saya yang bernama Venni tidur di rumah kami. Pada malam hari ketika saya sedang asyik menonton sepak bola di TV, dan saat itu saya menonton hingga hampir tengah malam. Saat sedang asyik tiba-tiba Venni menghampiriku dan duduk di sebelah saya.
"Belum tidur ven..?", tanyaku.
"Belum.., enggak bisa tidur", jawabnya, "Boleh ikut nonton Kak?", tanya Venni. Saya hanya mengangguk pelan.

Venni duduk tepat berada di sebelah saya di karpet. Dia duduk dengan cueknya. Saat aku perhatikan Venni hanya menggunakan celana pendek dan kaos tidur yang agak tipis dan sedikit ketat, hingga payudaranya yang besar dan indah membumbung ke depan dengan indahnya, juga pahanya yang panjang mulus terlihat jelas olehku. Venni memang cewek yang cantik dan sangat seksi. Tubuhnya tinggi ramping berkulit putih mulus serta payudara yang besar dan indah, tak heran banyak lelaki yang suka padanya.

taNpa sadar penisku mulai tegang karena membayangkan nikmatnya melakukan hubungan seks dengannya. Tiba-tiba Venni menyandarkan kepalanya ke bahuku, jantung saya berdebar kencang kemudian saya memberanikan diri untuk membelai rambutnya yang terurai sampai ke bahu. Sementara tangan Venni jatuh di paha saya, penis saya bertambah keras.

Tangan saya membelai rambutnya dan terus ke lehernya. Saat kami bertatapan, tanpa membuang waktu saya cium bibirnya yang mungil kemerah-merahan, Vennipun membalas ciuman saya dengan menghisap bibir saya, agak kewalahan juga saya mengimbangi ciuman Venni yang sangat bernafsu dan lebih bernafsu dibanding saya.

Kami terus berciuman dan berpagutan hingga kami kesulitan untuk bernafas dan saat berciuman tangaan saya mulai meraba dan meremas payudara Venni yang indah itu. Besar dan kencang payudaranya. Tangganku mulai turun ke pinggangnya dan kemudian saya tarik ke atas kaos tipisnya dan.., terlihat payudara yang indah dibungkus oleh BH yang seakan tidak mampu menahan besarnya payudara Venni.

Saya melepas BH yang menutupi payudara Venni. Terlihat payudara yang besar dan kencang. Saya remas-remas kedua payudaranya, sementara Venni memejamkan mata sambil menciumi leher saya. Sayapun kemudian menciumi lehernya yang panjang dan mulus. Saya memainkan puting payudaranya yang berwarna coklat kemerahan hingga mengeras, kemudian saya ciumi dan cumbui payudara yang indah itu hingga puting payudaranya mengeras.
"Ven.., susu kamu bagus banget, putingnya lucu", godaku pada Venni sambil terus meremas dan memainkan puting Venni yang terus mengeras, Venni hanya tersenyum dan mendesah keenakan.

Saya cupang payudara Venni hingga di payudaranya terlihat warna kemerahan. Saya jilati puting payudaranya, sementara tangan saya meremas dan memainkan payudara Venni yang lainnya. Venni menggeliat keenakan, kelihatan dia kegelian ketika saya mainkan puting payudaranya dengan lidah.
"aahhc.., Kak.., nikmat.., ehmm..", erang Venni sambil tangannya menjambak rambut saya, tanda dia keenakan.

Saya baringkan Venni di karpet. Kemudian saya membuka kancing celana pendeknya hingga terlihat CD Venni yang berwarna hitam. Saya belai paha Venni yang panjang dan sangat mulus, Venni menggeliat lagi kegelian. Tangan saya membelai paha dan terus ke pinggulnya dan saat di pinggul Venni saya tarik CD-nya dan.., terlihat vagina Venni yang indah dan di sekelilingnya ditumbuhi dengan bulu hitam yang tertata rapi. Terlihat dengan jelas belahan kewanitaannya dengan kelentit yang agak menyembul.

Saya belai dan saya pegang vaginanya. Vagina Venni sudah basah oleh cairan yang keluar tiada henti dari liang vaginanya. Saya kemudian mencium vagina Venni yang sudah basah. Venni menggeliat lagi. Saya makin bernafsu dan semakin lihai menjilati liang vagina Venni. Saya kemudian menemukan klitorisnya yang merah basah menyembul dan semakin keras.

Vagina Venni yang harum semakin membuatku memburu dengan nafsunya, Venni membenamkan kepala saya ke selangkangannya dan menjepit kepala saya dengan kedua pahanya hingga saya agak sulit bernafas.

Tiba-tiba tubuh Venni mengejang lalu dia terkulai lemas, saya tahu bahwa Venni sudah orgasme yang pertama. Saya buka pahanya lebar sambil membelai pahanya. Penis saya yang besar siap menerobos liang vaginanya yang berwarna merah segar di bagian dalamya. Saya dekatkan penis saya ke vaginanya yang basah.
"Ven.., masukin sekarang ya?", godaku lagi pada Venni, dan Venni tersenyum manis sambil sedikit menganggukkan kepalanya. Tangan Venni memegang dan sedikit meremas penis saya sambil menuntun penis saya masuk ke vaginanya. Lubang vagina Venni terasa kecil buat penis saya yang besar. Saya tarik pantat saya dan mencoba menggesek-gesekkan penis saya pada vaginanya.

Setelah vaginanya rileks maka saya coba lagi, pantat saya mundur ke belakang dan dengan tenaga yang agak besar saya dorong pantat saya dan.., "Bless", penis saya masuk ke vagina mugil Venni tapi itu baru setengahnya dan, "Bless", saya dorong lagi akhirnya penis saya masuk seluruhnya ke liang vagina Venni.
"Akhh..", Venni menjerit kecil saat penis saya seluruhnya masuk ke vaginanya. Saya remas payudara Venni yang kenyal dan memainkan putingnya yang mengeras. Lalu saya rebahkan tubuh saya ke atas tubuh Venni sehingga payudaranya yang besar dan menyembul ke atas berhimpit dengan dada saya yang lapang.

Saya cium bibir Venni, meremas payudaranya dan kemudian saya angkat pantat saya dan saya dorong lagi ke vagina Venni berulang-ulang. Saya kocok vagina Venni dengan penis saya yang keras hingga Venni hanya mendesah dan pasrah memerima sodokan penis saya.
"Ven.., ahk.., emh.., memek.., kamu nikmat.., ahk..", erangku sambil terus mengocok vagina Venni.
"Kak.., kak.., akhh.., nikmat.., akh..", desah Venni sambil menggoyang pinggulnya yang semakin 'menggigit' penis saya di dalam vaginanya yang semakin nikmat.

Sekitar 15 menit posisi itu bertahan. Lalu saya ajak Venni ke posisi doggy style, dan Vennipun menurut. Venni nungging di depan saya sehingga vaginanya terlihat jelas. Saya cium terlebih dahulu vaginanya yang basah, lalu dengan dua kali sodokan.., penis saya masuk lagi ke liang vaginanya. Saya pegang dan remas payudaranya dari belakang, sementara saya maju mundurkan penis saya untuk mengocok vagina Venni yang basah dan masih cukup sempit.
"Ah.., ah.., akhh.., ehmm..", deasah Venni keenakan, pinggul Venni bergerak berputar dan saya terus menusuk Venni dari belakang, penis saya terasa disedot dan dipijat vagina Venni hingga saya tak tahan lagi.
"Ven.., tahan.., jangan.., gerak.., saya mau.., keluar..", erangku menahan nikmatnya vaginanya.
"Kak.., Venni.., juga.., mau.., keluar.., akhh..", erang Venni.
Tiba-tiba tubuh Venni mengejang, vaginanya makin merapat dan tubuh Venni melemas, saya tahu Venni orgasme lagi dan saya cabut penis saya dari dalam vaginanya.

Venni yang masih lemas lalu berbaring di lantai, saya berbaring di sebelahnya dengan penis yang masih perkasa. Lalu saya tarik Venni dan saya suruh Venni maik ke tubuhku. Venni langsung duduk di atas perutku, saya tuntun penis saya masuk ke vagina Venni yang basah dan, "Bless", penis saya masuk lagi ke liang vagina Venni. Gerakan tubuh Venni yang naik turun menekan penisku dan menjepitnya, saya pegang payudaranya yang bergerak naik turun, saya rasakan puting susunya kembali mengeras.
"Ven.., nikmat.., Venni..", desahku.
"Akh.., akh.., ehmm..", desah Venni keenakan ketika saya remas dengan lembut payudaranya yang besar dan kenyal.

Setelah 15 bertahan lalu, "Venni.., akhh.., saya.., mau.., keluar..", erangku.
"Entar.., Kak.., berengan..", jawab Venni.
Saya sodok lebih cepat lagi penis saya ke vaginanya, sementara pinggul Venni bergoyang berputar menambah geli penisku dan semakin nikmat rasanya dan, "Crett.., crett.., cret", air mani saya keluar di vagina Venni. Saat itu juga tubuh Venni kembali mengejang dan jatuh ke atas tubuh saya. Venni orgasme yang ketiga.
"Kak.., kakak hebat, baru kali ini Venni ngerasaain seks senikmat ini", bisik Venni.
"Kamu mau kan kita main lagi lain kali?", tanya saya pada Venni, Venni hanya mengangguk kecil dan tersenyum tanda setuju.
"Venni vagina kamu nikmat, kecil dan menggigit", godaku pada Venni, Venni hanya tersenyum manja.

Saya kecup bibir mungil Venni, lalu kami duduk di karpet masih dalam keadaan telanjang. Tiba-tiba penisku bangun lagi saat melihat lagi indahnya tubuh putih, mulus dan seksi itu. Venni tersenyum ketika melihat penisku tegang lagi, lalu tanpa disuruh Venni langsung memasukan penisku ke mulut mungilnya.
"Akh.., akh.., Ven.., nikmat..", erangku keenakan.
"Ehmm.., ehmm.., ehmm", desah Venni panjang sambil memasuk-keluarkan penisku ke mulutnya.
Venni menghisap, menjilat dan mencium dengan sangat 'profesional', lidahnya memainkan penisku dan tak lama, "Cret.., cret.., cret", mani saya menyembur keluar di mulut Venni. Venni langsung menelannya dan menjilatinya hingga penis saya bersih dari mani saya.
"Kak.., mani kakak nikmat, manis", goda Venni yang menjilat dan menelan habis mani saya. Saya lalu mencium lagi bibirnya, kemudian kami berpakaian dan tidur lagi ke kamar masing-masing. Sebelumnya kami berjanji akan mengulanginya lagi kalau ada kesempatan.

TAMAT