Malam itu tutik hanya ditemani oleh 2 orang pembantunya. suaminya
kebetulan juga sedang pergi.Hari telah malam, tutik pun bergegas
mempersiapkan dirinya untuk pergi tidur, ia pun mencuci mukanya, dan
mengenakan daster yang terbuat dari sutra berwarna merah muda. tutik
sungguh terlihat sexy dengan pakain tidurnya itu. Tubuhnya terlihat
indah dibalik kain sutra tipis itu, kedua payudaranya nampak menonjol
jelas, benar-benar cantik dan sexy,Ketika Tutik sudah masuk kamar dan
bersiap akan tidur, ia mendengar bel berbunyi, tetapi ia tidak
mempedulikannya Hmm, biar saja pembantu yang membukakan.. pikir Tutik
dalam hati.Tidak lama kemudian tutik terkejut mendengar suara
ribut-ribut di ruang tengah seperti ada orang yang sedang berkelahi. Ia
segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar dari kamar
untuk melihat apa yang terjadi. Alangkah kagetnya tutik saat ia membuka
pintu kamarnya, ia melihat segerombolan lelaki tak dikenal sedang
mengobrak-abrik ruangan tengah rumahnya sembari berteriak-teriak, mereka
semua terlihat membawa samurai panjang yang terhunus.Melihat itu tutik
mencoba masuk kembali kedalam kamarnya, tetapi terlambat seorang rampok
segera menangkap tutik dan membekapnya dari belakang,Mau kemana
Kamu!!!Jangan macam-macam ya!!Nanti saya bunuh kamuuu Bentak rampok itu.
Tutik mencoba meronta dan berteriak minta tolong Tolooong...toolooong....garooong..garooo.. PLAAAKK!! Tiba-tiba belum selesai ia berteriak, sebuah tamparan keras mendarat dipipinya yang mulus. DIAM KAMU!! Atau saya gorok leher kamuu!!! Mendengar itu Tutik terdiam ketakutan. Rampok itu segera mengikat tangan tutik dengan seutas tali dan didudukannya tutik dilantai dekat kamarnya. Para rampok itu segera sibuk menjarah segala yang berharga di rumah tersebut, mereka masuk kedalam kamar dan menjarah Handphone, jam tangan , perhiasan, dan sejumlah uang. Setelah beberapa saat, seorang rampok berteriak,Mana harta yang laen? koq Cuma segini, masak rumah sebesar ini duitnya Cuma secuil?? Hei Non, mana uang yang laen?Nampaknya mereka tidak puas dengan hasil jarahannya.Tidak tahu pak.tidak ada uang lagiCuma segitu.. jawabnya.Yang benar saja kamu!!bohong ya!!jawab yang benar,mana uang kamu!,Bentak seorang rampok tidak puas akan jawaban tutik.Benar paak tidak ada suami saya lagi pergi..cuman ada segitu..Rampok itu menghampiri tutik dan berjongkok didekatnya.Jadi ga ada uang lagi?cuman ada segini? Tanya rampok itu. tutik hanya mengangguk pelan.Teman-teman, denger!katanya cuman ada segini uangnya dikit banget..percuma nih kita cape-cape cuman dapat secuil. Temannya menyahutinya dengan jawaban-jawaban kasar,penuh makian.Tapi ngga' papa, supaya ga rugi, gimana kalo kita ganti dengan istrinya ini? Kayaknya boleh juga nih kata rampok tersebut sembari memandangi tutik yang ketakutan.Semua teman-temannya yang berjumlah 7 orang berteriak setuju. Mendengar itu,rampok tadi tersenyum dan berkata kepada natalina, Ya udah kalo gitu manis, terpaksa non ganti rugi ke kita pake tubuh Non ujarnya sambil tersenyum dan membelai wajah tutik yang cantik.
Dipandanginya sebentar tutik yang gemetaran ketakutan. Tapi kamu emang cantik..gua terangsang juga nih. Ngeliat body lu.. Rampok itu mulai menggerayangi dada tutik yang hanya dilapisi kain sutra halus tipis itu.tutik mencoba melawan dan meronta Jangan pak jangan ampunn..jangan..aduuh..jangaaaaan paaak& ampuunn jangan perkosa saya..ampuun.. tangis tutik. Mereka hanya tertawa mendengar tangisan tutik dan membuat mereka semakin bernafsu. Rampok yang tadi terus menggerayangi payudara tutik yang montok dan empuk itu dengan kedua tangannya.Dengan penuh nafsu, ia meremas-remas susu tutik selama 3 menit, lalu ia mencoba menyingkapkan bawahan daster tutik yang memang mini itu, sehingga terlihat paha mulus tutik Rampok itu mengelus perlahan paha indah tersebut . kemudian ia membopong tutik dan membawanya ke kamar ,lalu direbahkannya gadis malang itu di ranjang Rampok yang lain pun turut serta masuk ke kamar,nampaknya mereka akan berpesta pora dengan tubuh seorang gadis cantik.
Seorang rampok yang berdiri di pinggir ranjang mulai membuka bajunya, terlihat tubuhnya yang berkulit hitam legam penuh dengan tato. Nampaknya ia adalah ketua gerombolan perampok ini. Kemudian ia perlahan naik ke atas ranjang dan merebahkan dirinya diatas tubuh tutik yang tergolek tidak berdaya.Rampok itu mulai memeluk dan menciumi wajah tutik Tercium olehnya wangi tubuh tutik yang segar dan sungguh membuat nafsu bergejolak. Rampok tersebut semakin cepat mencumbu tutik sembari tangannya terus menggerayangi dada dan selangkangan tutik, Tidak lama kemudian, rampok itu tidak sabar lagi, dirobeknya daster sutra itu. BREEEETT ia sungguh-sungguh terpesona dengan pemandangan di depan matanya, tutik yang sudah tidak mengenakan BH, terlihat sepasang payudara indah milik seorang gadis yang cantik menjulang tinggi lengkap dengan pentilnya yang berwarna coklat muda tutik hanya mengenakan CD G-string putih, sehingga sepertinya celana dalam itu hanya menutupi vaginanya dan pantatnya dibiarkan bebas terbuka, sungguh membuat semua rampok itu menelan air liur ingin mencoba tubuh tutik.
Kembali rampok itu beraksi, kali ini kedua payudara itu yang dikerjain habis-habisan. Diremas-remas, dipijat-pijat, bahkan ia sampai mencubit kedua puting mungil itu. tutik hanya bisa pasrah menahan deritanya. Rampok itu melanjutkan aksinya dengan menciumi dan menjilat payudara tutik mulai dari lembah sampai ke puncaknya.Sampai di puncak,ia menghisap dan mengulum pentil itu dengan penuh semangat sampai terkadang saking gemasnya ia gigit pentil tutik. tutik hanya bisa melenguh dan mendesah menahan sakit dan nikmat tersebut .Puas dengan gunung kembar itu, rampok tersebut mulai berpindah sasaran kali ini ia segera melucuti celana dalam tutik. Ia pun kembali terpana melihat vagina tutik yang indah hanya ditutupi bulu-bulu halus, Tidak tahan lagi rampok tersebut segera menyerang vagina itu dengan lidahnya Dibentangkannya kaki tutik lebar-lebar, ia pun segera menukik menyerang selangkangan tutik yang sudah wide open itu. Lidah tersebut bergerak lincah ke segala arah menjelajahi vagina tutik. Permainan itu berlangsung kira-kira 5 menit, lalu rampok itu maju ke babak berikutnya. Kali ini giliran tutik yang beraksi.
Sang rampok menbuka celana dalamnya sendiri. Terlihat batang penisnya yang hitam sudah benar-benar berdiri menunggu giliran, dikocok-kocoknya sebentar batang itu. Lalu diarahkannya ke wajah tutik. Digesek-gesekkannya batang penis itu di wajah cantik tutik. tutik tidak bisa menolak, ia hanya pasrah membiarkan batang itu bergesekan dengan wajahnya. Setelah itu sang rampok memaksa tutik untuk membuka mulutnya. HEH! Buka mulutlu !ayo isap!!..AYOO!!.. tutik dengan perlahan membuka mulutnya,segera saja rudal rampok itu masuk kedalam mulutnya dan bergerak maju mundur di dalam mulut tutik. Hei ayo goyangin lidah lu,jilat dan isap penis gua!; Mendengar itu tutik mematuhinya, ia mulai menjilat batang penis itu dengan perlahan. Rampok itu semakin cepat menggoyangkan pinggulnya di hadapan wajah tutik, setelah puas, ia langsung mencoba menyerang bibir tutik yang satu lagi yang berada di selangkangan. Diarahkannya rudal itu ke lobang kenikmatan tutik akhirnya berhasil diterobos juga, penis hitam dan besar itu akhirnya berhasil keluar masuk di vagina tutik. Pertama-tama gerakannya perlahan tetapi lama kelamaan semakin cepat dan brutal, ia tidak mempunyai rasa kasihan kepada tutik yang berteriak kesakitan karena dimasuki oleh penis yang begitu besar...euh..eanaaak ayo neng..terusss;enaaak;Wuuh.. gumam sang rampok sembari memompa vagina tutik,Sementara kedua tangan rampok bersandar di payudara tutik,Sembari sesekali dipilin-pilinnya pentil tutik
Sungguh pemandangan yang mengundang hawa nafsu, seorang gadis cantik berkulit putih bersih dan telanjang bulat berada di posisi bawah ditindih seorang preman yang bertato. Mendapat perlakuan itu tutik hanya bisa menggeliat menahan geli dan rangsangan yang begitu hebat.Tetapi ia mencoba bertahan untuk tidak orgasme, walau dipompa sedemikian rupa oleh penis sang rampok. 20 menit kemudian, sang rampok tidak tahan lagi, akhirnya ia memuntahkan air maninya didalam vagina tutik. Euuuh.euuuhh&;.ssssstttaaaah&gua ngecrot .aaaah;.enaaaak..Gumam sang rampok sembari penisnya memuntahkan lahar putihnya itu. Tubuh sang rampok terlihat berkelejotan saat berejakulasi.. Nampak benar-benar nikmat sekali orgasme sang rampok Rampok itu masih terdiam di atas tubuh tutik dan membiarkan penisnya tetap berada di dalam vagina tutik untuk beberapa saat, Ia membiarkan sisa-sisa spermanya untuk keluar sampai tetes sperma terakhir, lalu ia mulai menarik keluar penisnya dari vagina tutik, tampak penisnya yang sudah mengecil itu masih basah karena semprotan air maninya sendiri dan cairan vagina tutik.
Lalu ia memberikan kesempatan kepada teman-temannya yang lain. Rekan rampok yang lain bergerak maju,kali ini ia menyerang tutik dari belakang. Diserangnya anus tutik dengan gencar. Posisi tutik sekarang seperti anjing yang sedang kawin..Rampok itu dengan kasar memasukkan penisnya ke lubang anus tutik. tutik hanya bisa mengerang kesakitan. Tubuhnya bergerak-gerak akibat hentakan sang rampok sampai-sampai payudaranya pun terbanting-banting akibat goyangan sang rampok.. Rampok tersebut memegangi kedua belah pantat tutitk agar tetap terarah sesekali ia tampar pantat tutik seperti layaknya memecut pantat kuda. Goyangan sang rampok semakin cepat,lalu tangan kirinya menjambak rambut tutik ke arah belakang. Lalu ditariknya tubuh tutik sampai punggung tutik telah menempel di dada sang rampok. Sang rampok segera menggerayangi payudara tutik dari belakang sambil ia menciumi leher tutik yang sexy. Kumis sang rampok yang tebal mencucuki leher tutik, sehingga ia merasa geli. tutik hanya bisa memejamkan mata menahan derita itu sambil sesekali merintih, dan mendesah sehingga desahannya semakin merangsang semua rampok yang ada dikamar tersebut. Euuh;aaaaaahhh.....periiih;aduuuhhh;ampuuunn..paaak....rintih tutik. AaaAhh..dikit lagi neeengg ayoooo...sssstt.aaaahh..Oohhh..Teriak sang rampok sembari goyangannya dipercepat, rupanya ia akan segera klimaks, tak lama kemudian ia akhirnya menyemburkan air maninya didalam lubang anus tutik. Air maninya sangat banyak sampai menetes keluar menyelusuri anus dan paha tutik.
Rampok itu tersenyum puas akhirnya ia bisa merasakan tubuh seorang wanita cantik yang sangat sexy bahkan anusnya lah yang pertama kali menembusnya.Setelah itu kembali giliran rampok yang lain, kali ini ia memaksa tutik untuk berlutut dan melayani penisnya dengan mulutnya. Penis rampok yang berikut ini sungguh besar dan sudah berdiri tegang. tutik tak ada pilihan lain untuk melayani kemauan rampok itu. Dengan ganas rampok itu menggoyang-goyangkan penisnya dimulut tutik,Ayoo.sedoottt.. yang kencaaaaang ayoooo...Bentaknya sembari memegangi kepala tutik dan mengarahkannya maju mundur. Hentakannya sangat cepat sampai-sampai buah zakarnya memukul-mukul dagu tutik. Tak sampai 10 menit ia pun tidak tahan lagi, sentuhan lidah dan bibir tutik membuat penisnya mabuk berat. Ia pun segera memuntahkan air maninya yang banyak di dalam mulut tutik, Aaaahhh..enaaaaak,..aaaahh...aaahhh...Ouhhh...Oouhh..ssstt..Erangnya sambil menahan kepala tutik agar tidak lepas saat ia berejakulasi dan seluruh air maninya tumpah ruah di dalam mulut tutik,tutik terpaksa menelain air mani itu sampai habis. Setelah itu para rampok yang lain tidak sabar lagi, mereka maju bersamaan rupanya tutik diperkosa rame-rame.Seorang mengambil posisi untuk menyerang dari belakang, tubuh tutik ditaruh diatasnya dengan posisi memunggungi rampok tersebut. Lalu yang lain menyerang vagina tutik sementara seorang mengambil posisi di dada tutik meletakkan penisnya dan bergerak maju mundur diantara payudara tutik didempetkan sehingga menjepit penisnya, seorang lagi mengangkangi kepala tutik memasukkan rudalnya ke mulut tutik seorang rampok yang lain mengambil tangan kanan tutik membuatnya mengocok penis nya.Rasanya sungguh nikmat dikocok oleh tangan mungil tutik mereka terus mengerjai tutik mantap di posisinya masing-masing mereka terus bergiliran berotasi mencicipi anus,vagina, payudara,mulut dan tangan tutik
Beberapa saat kemudian tutik tidak tahan lagi ia akhirnya hancur juga pertahanannya, akhirnya tutik ejakulasi dengan deras, cairan tutik keluar sangat banyak karena ia sedari tadi menahan rangsangan yang ia terima.Peristiwa itu disambut para perampok dengan teriakan-teriakan tertawa membahana,bahkan tanpa rasa jijik seorang dari mereka menjilat cairan vagina tutik,Sluuurrppp,,,, sluuurrpp.. hmmm.. nikmaaat.. rasanya air mani gadis ini..hahaha,,,,tutik dikeroyok selama ½ jam tidak lama kemudian satu persatu nyaris bersamaan para perampok itu orgasme di tempat proyeknya masing-masing. Tubuh tutik yang seksi itu sudah penuh oleh sperma. Para perampok tertawa puas,tutik berpikir mimpi buruknya telah berakhir,ternyata ia salah, 3 orang rampok yang pertama rupanya belum puas, mereka merangsek maju lagi dan memperkosa tutik untukkedua kalinya. Bahkan salah seorang dari mereka mengambil obeng yang mereka pakai untuk membuka pintu dan memasukkan gagang obeng besar itu ke vagina tutik Dikocok-kocoknya vagina tutik dengan gagang obeng itu, tutik menggeliat kesakitan dan kenikmatan. Ia memang merasakan perih di lubangnya tapi juga merasakan kenikmatan tiada tara. tutik menggeliat dan membanting tubuhnya ke kiri dan kekanan membuat rampok itu semakin cepat mengocok vagina tutik dengan obeng akhirnya tutik kembali ejakulasi untuk kedua kalinya.
Sang rampok begitu senang melihat cairan mengalir deras dari vagina tutik lalu kembali ia menggarap tubuh tutik sampai puas. Kedua rekan yang lain dengan sabar menanti giliran. Akhirnya tutik digilir oleh masing-masing rampok itu 2x. Setelah puas menggarap tutik rampok itu segera beranjak pergi sambil membawa barang jarahannya meninggalkan tutik masih bugil terkulai lemas di ranjangnya yang penuh dengan bercak sperma dan darahnya. Dia hanya bisa menangis sesegukan meratapi nasibnya.. Oh mimpi buruk apa aku..isaknya
Semenjak kejadian itu Tutik berusaha melupakan nya tapi bayangan para pemerkosanya terus menghantui lalu dia pun bekerja sebagai sekretaris pada suatu group perusahaan besar dgn harapan bisa melupakan tapi.. Sudah menjadi kebiasaan di kantor Tutik di lantai 25, apabila setiap jam istirahat, Tutik lebih sering istirahat sambil makan makanan yang dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya sendirian. Hal ini rupanya sudah sejak lama diperhatikan oleh Mr. Gulam Singh, salah seorang tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di lantai 26. Mr. Gulam sangat tertarik melihat Tutik, karena Tutik yang berumur 29 tahun, adalah seorang gadis Jawa, yang sangat cantik. Mr. Gulam sendiri adalah seorang pria berumur mendekati 40 tahun, bekulit gelap dengan badan tinggi 178 cm dan besar, sedangkan kedua tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi pada bagian dada dan kakinya. Kedua pahanya terlihat sangat gempal.Tutik memang agak risih juga terhadap Mr. Gulam, karena setiap kali Mr. Gulam lewat depan ruangannya, Mr. Gulam selalu melirik dan melempar senyum kepadanya. Tutik agak ngeri juga melihat tampang Mr. Gulam yang berewokan itu dengan badannya yang gelap dan tinggi besar. Sampai pada suatu hari, pada hari itu Tutik ke kantor mengenakan baju terusan mini berwarna coklat muda yang memakai kancing depan dari atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam 12 siang, para karyawan dan boss di lantai 25 sudah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25 hanya tinggal Tutik sendiri yang sedang makan siang di ruangannya. Tiba-tiba Mr. Gulam melintas di depan ruangan Tutik dan terus menuju ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah keluar makan siang. Begitu melintas di pintu keluar satu-satunya yang menuju lift, Mr. Gulam memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup. Setelah itu Mr. Gulam kembali menuju ke ruangan Tutik yang terletak di ujung Timur itu.
Secara perlahan-lahan Mr. Gulam mendekati ruangan Tutik dan mengintip ke dalam, Tutik sedang duduk membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca sambil makan.Secara perlahan-lahan Mr. Gulam masuk ke dalam ruangan kerja Tutik dan langsung mengunci pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu terkunci Tutik menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. Dia segera berdiri dari tempat duduknya sambil berkata, "Sir, apa-apaan ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya dan mengunci pintunya?", tapi Mr. Gulam hanya memandang Tutik dengan tersenyum tanpa berkata apa-apa. Tutik semakin panik dan berkata, "Harap anda segera keluar atau saya akan berteriak!". Tapi dengan kalem Mr. Gulam berkata, "silakan saja nona manis.., apabila anda mau menimbulkan skandal dan setiap orang di gedung ini akan mempergunjingkan kamu selama-lamanya". Mendengar itu Tutik yang pada dasarnya agak pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila ia berteriak. Bagaimana dia akan menaruh mukanya di hadapan teman-temannya sekantor apabila terjadi skandal.Sementara Tutik berada dalam keadaan ragu-ragu, dengan cepat Mr. Gulam berjalan medekat ke arah Tutik dan karena ruangan kerja Tutik yang sempit itu, begitu Tutik akan mundur untuk menghindar, dia langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya. Dengan cepat kedua tangan Mr. Gulam yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan Tutik yang ramping dan mendekap Tutik ke tubuhnya. Karena badan Tutik yang sangat langsing dan dapat dikatakan tinggi kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan memeluk kapas dan sangat ringkih sehingga harus diperlakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.
Mr. Gulam memegang kedua lengan bagian atas tutik dekat bahu, sambil mendorong badan Tutik hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Mr. Gulam mengangkat badan Tutik dengan gampang dan sangat hati-hati dan mendudukkannya di atas meja kerja Tutik, kemudian kedua tangan Tutik diletakan di belakang badannya dan dipegang dengan tangan kirinya. Badan Mr. Gulam dirapatkan diantara kedua kaki Tutik yang tergantung di tepi meja dan paha Mr. Gulam yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Tutik terbuka. Tangan kiri Mr. Gulam yang memegang kedua tangan Tutik di belakang badan Tutik ditekan pada bagian pantat Tutik ke depan, sehingga badan Tutik yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan kemaluan Tutik melekat rapat pada paha sebelah kiri Mr. Gulam yang berdiri menyamping di depan Tutik.Tangan kanan Mr. Gulam yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju terusan yang dikenakan Tutik. Badan Tutik hanya bisa menggeliat-geliat, "Jangan..., jangan lakukan itu!, stoooppp..., stoopppp", akan tetapi Mr. Gulam tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Tutik telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan merangsang. Tangan kanan Mr. Gulam bergerak ke belakang badan Tutik dan membuka pengait BH Tutik. Kemudian Mr. Gulam menarik ke atas BH Tutik dan..., sekarang terpampang kedua buah dada Tutik yang kecil mungil sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dengan cepat karena nafas Tutik yang tidak teratur.
"Oooohh..., ooohh..., jaanggaannn..., jaannnggaann!". Erangan Tutik tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah mulut Mr. Gulam mulai mencium belakang telinga Tutik dan lidahnya bermain-main di dalam kuping Tutik. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Tutrik menggeliat-geliat dan tak terasa Tutik mulai terangsang juga oleh permainan Mr. Gulam ini.Mulut Mr. Gulam berpindah dan melumat bibir Tutik dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut Tutik dan menggelitik-gelitik lidah Tutik. "aahh..., hmm..., hhmm", terdengar suara mengguman dari mulut Tutik yang tersumbat oleh mulut Mr. Gulam. Badan Tutik yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Mr. Gulam sekarang berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu Tutik turun ke leher, kepala Tutik tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Mr. Gulam, payudaranya yang kecil mungil tapi bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki India tersebut.Mr. Gulam langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah payudara Tutik, mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Tutik yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Mr. Gulam. Buah dada Tutik yang kecil mungil itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Mr. Gulam yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada Tutik yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas Tutik menerima permainan Mr. Gulam yang lihai itu. Badan Tutik terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, "Sssshh..., ssssshh..., aahh..., aahh..., ssshh..., sssshh..., jangaann..., diiteeruussiinn", mulut Mr. Gulam terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada Tutik secara bergantian selama kurang lebih lima menit.
Badan Tutik benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Tutik tersentak, karena dia merasakan tangan Mr. Gulam mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka karena baju mininya telah terangkat sampai pangkal pahanya. Tutik mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh Mr. Gulam, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukannya adalah hanya mengerang, "Jaanngaannnn..., jaannngggannn..., diitteeerruusiin", akan tetapi suaranya semakin lemah saja.Melihat kondisi Tutik seperti itu, Mr. Gulam yang telah berpengalaman, yakin bahwa gadis ayu ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Mr. Gulam makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Tutik yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Tutik. Segera badan Tutik tersentak dan, "aahh..., jaannggaan!", mula-mula hanya ujung jari telunjuk Mr. Gulam yang mengelus-elus bibir kemaluan Tutik yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Mr. Gulam menarik CD Tutik dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki Tutik. Tutik tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Mr. Gulam ini.
Sekarang Tutik dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka Tutik yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda Tutik, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka Tutik yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut. Mr. Gulam melihat ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul 12.30, berarti dia masih punya waktu kurang lebih satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Mr. Gulam sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja.Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Mr. Gulam, dengan tetap mengunci kedua tangan Tutik, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-nya. Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Mr. Gulam yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Mr. Gulam agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Tutik benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan Tutik tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut Tutik terdengar jeritan tertahan, "Iiihh", disertai badannya yang merinding. Tutik belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Tutik merasa ngeri. "Bisa jebol milikku dimasuki benda itu", gumannya dalam hati.
Namun Tutik tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Mr. Gulam menatap muka Tutik yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, "Kau Cantik sekali Tik...", gumam Mr. Gulam mengagumi kecantikan Ttutik,Kemudian dengan lembut Mr. Gulam menarik tubuh Tutik yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir meja dan sekarang Mr. Gulam berdiri menghadap langsung ke arah Tutik dan karena yakin bahwa Tutik telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan Tutik, dilepaskannya dan langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Tutik, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah paha Tutik lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan Tri yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Tutik tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Mr. Gulam yang besar, Tutik sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh Mr. Gulam yang besar berbulu dengan kemaluannya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.Sambil memegang kedua paha Tutik dan merentangkannya lebar-lebar, Mr. Gulam membenamkan kepalanya di antara kedua paha Tutik. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Tutik yg tertutup rambut halus itu. Tutik hanya bisa memejamkan mata, "Ooohh..., nikmatnya..., ooohh!", Tutik menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. "Ooooohh..., hhmm!", terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. "Paakkk..., aku tak tahan lagi...!", Tutik memelas sambil menggigit bibir.
Sungguh Tutik tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Mr. Gulam yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Tutik sudah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Tutik, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara Tutik dengan sangat bernafsu.Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Mr. Gulam ini, Tutik benar-benar sangat kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah kuyup. "Paakkk..., aakkhh..., aakkkhh!", Tutik mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepala Mr. Gulam untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Mr. Gulam keras-keras. Kini Tutik tak peduli lagi akan bayangan suaminya dan kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki India yang dapat membangkitkan gairahnya.
Tutik mencoba meronta dan berteriak minta tolong Tolooong...toolooong....garooong..garooo.. PLAAAKK!! Tiba-tiba belum selesai ia berteriak, sebuah tamparan keras mendarat dipipinya yang mulus. DIAM KAMU!! Atau saya gorok leher kamuu!!! Mendengar itu Tutik terdiam ketakutan. Rampok itu segera mengikat tangan tutik dengan seutas tali dan didudukannya tutik dilantai dekat kamarnya. Para rampok itu segera sibuk menjarah segala yang berharga di rumah tersebut, mereka masuk kedalam kamar dan menjarah Handphone, jam tangan , perhiasan, dan sejumlah uang. Setelah beberapa saat, seorang rampok berteriak,Mana harta yang laen? koq Cuma segini, masak rumah sebesar ini duitnya Cuma secuil?? Hei Non, mana uang yang laen?Nampaknya mereka tidak puas dengan hasil jarahannya.Tidak tahu pak.tidak ada uang lagiCuma segitu.. jawabnya.Yang benar saja kamu!!bohong ya!!jawab yang benar,mana uang kamu!,Bentak seorang rampok tidak puas akan jawaban tutik.Benar paak tidak ada suami saya lagi pergi..cuman ada segitu..Rampok itu menghampiri tutik dan berjongkok didekatnya.Jadi ga ada uang lagi?cuman ada segini? Tanya rampok itu. tutik hanya mengangguk pelan.Teman-teman, denger!katanya cuman ada segini uangnya dikit banget..percuma nih kita cape-cape cuman dapat secuil. Temannya menyahutinya dengan jawaban-jawaban kasar,penuh makian.Tapi ngga' papa, supaya ga rugi, gimana kalo kita ganti dengan istrinya ini? Kayaknya boleh juga nih kata rampok tersebut sembari memandangi tutik yang ketakutan.Semua teman-temannya yang berjumlah 7 orang berteriak setuju. Mendengar itu,rampok tadi tersenyum dan berkata kepada natalina, Ya udah kalo gitu manis, terpaksa non ganti rugi ke kita pake tubuh Non ujarnya sambil tersenyum dan membelai wajah tutik yang cantik.
Dipandanginya sebentar tutik yang gemetaran ketakutan. Tapi kamu emang cantik..gua terangsang juga nih. Ngeliat body lu.. Rampok itu mulai menggerayangi dada tutik yang hanya dilapisi kain sutra halus tipis itu.tutik mencoba melawan dan meronta Jangan pak jangan ampunn..jangan..aduuh..jangaaaaan paaak& ampuunn jangan perkosa saya..ampuun.. tangis tutik. Mereka hanya tertawa mendengar tangisan tutik dan membuat mereka semakin bernafsu. Rampok yang tadi terus menggerayangi payudara tutik yang montok dan empuk itu dengan kedua tangannya.Dengan penuh nafsu, ia meremas-remas susu tutik selama 3 menit, lalu ia mencoba menyingkapkan bawahan daster tutik yang memang mini itu, sehingga terlihat paha mulus tutik Rampok itu mengelus perlahan paha indah tersebut . kemudian ia membopong tutik dan membawanya ke kamar ,lalu direbahkannya gadis malang itu di ranjang Rampok yang lain pun turut serta masuk ke kamar,nampaknya mereka akan berpesta pora dengan tubuh seorang gadis cantik.
Seorang rampok yang berdiri di pinggir ranjang mulai membuka bajunya, terlihat tubuhnya yang berkulit hitam legam penuh dengan tato. Nampaknya ia adalah ketua gerombolan perampok ini. Kemudian ia perlahan naik ke atas ranjang dan merebahkan dirinya diatas tubuh tutik yang tergolek tidak berdaya.Rampok itu mulai memeluk dan menciumi wajah tutik Tercium olehnya wangi tubuh tutik yang segar dan sungguh membuat nafsu bergejolak. Rampok tersebut semakin cepat mencumbu tutik sembari tangannya terus menggerayangi dada dan selangkangan tutik, Tidak lama kemudian, rampok itu tidak sabar lagi, dirobeknya daster sutra itu. BREEEETT ia sungguh-sungguh terpesona dengan pemandangan di depan matanya, tutik yang sudah tidak mengenakan BH, terlihat sepasang payudara indah milik seorang gadis yang cantik menjulang tinggi lengkap dengan pentilnya yang berwarna coklat muda tutik hanya mengenakan CD G-string putih, sehingga sepertinya celana dalam itu hanya menutupi vaginanya dan pantatnya dibiarkan bebas terbuka, sungguh membuat semua rampok itu menelan air liur ingin mencoba tubuh tutik.
Kembali rampok itu beraksi, kali ini kedua payudara itu yang dikerjain habis-habisan. Diremas-remas, dipijat-pijat, bahkan ia sampai mencubit kedua puting mungil itu. tutik hanya bisa pasrah menahan deritanya. Rampok itu melanjutkan aksinya dengan menciumi dan menjilat payudara tutik mulai dari lembah sampai ke puncaknya.Sampai di puncak,ia menghisap dan mengulum pentil itu dengan penuh semangat sampai terkadang saking gemasnya ia gigit pentil tutik. tutik hanya bisa melenguh dan mendesah menahan sakit dan nikmat tersebut .Puas dengan gunung kembar itu, rampok tersebut mulai berpindah sasaran kali ini ia segera melucuti celana dalam tutik. Ia pun kembali terpana melihat vagina tutik yang indah hanya ditutupi bulu-bulu halus, Tidak tahan lagi rampok tersebut segera menyerang vagina itu dengan lidahnya Dibentangkannya kaki tutik lebar-lebar, ia pun segera menukik menyerang selangkangan tutik yang sudah wide open itu. Lidah tersebut bergerak lincah ke segala arah menjelajahi vagina tutik. Permainan itu berlangsung kira-kira 5 menit, lalu rampok itu maju ke babak berikutnya. Kali ini giliran tutik yang beraksi.
Sang rampok menbuka celana dalamnya sendiri. Terlihat batang penisnya yang hitam sudah benar-benar berdiri menunggu giliran, dikocok-kocoknya sebentar batang itu. Lalu diarahkannya ke wajah tutik. Digesek-gesekkannya batang penis itu di wajah cantik tutik. tutik tidak bisa menolak, ia hanya pasrah membiarkan batang itu bergesekan dengan wajahnya. Setelah itu sang rampok memaksa tutik untuk membuka mulutnya. HEH! Buka mulutlu !ayo isap!!..AYOO!!.. tutik dengan perlahan membuka mulutnya,segera saja rudal rampok itu masuk kedalam mulutnya dan bergerak maju mundur di dalam mulut tutik. Hei ayo goyangin lidah lu,jilat dan isap penis gua!; Mendengar itu tutik mematuhinya, ia mulai menjilat batang penis itu dengan perlahan. Rampok itu semakin cepat menggoyangkan pinggulnya di hadapan wajah tutik, setelah puas, ia langsung mencoba menyerang bibir tutik yang satu lagi yang berada di selangkangan. Diarahkannya rudal itu ke lobang kenikmatan tutik akhirnya berhasil diterobos juga, penis hitam dan besar itu akhirnya berhasil keluar masuk di vagina tutik. Pertama-tama gerakannya perlahan tetapi lama kelamaan semakin cepat dan brutal, ia tidak mempunyai rasa kasihan kepada tutik yang berteriak kesakitan karena dimasuki oleh penis yang begitu besar...euh..eanaaak ayo neng..terusss;enaaak;Wuuh.. gumam sang rampok sembari memompa vagina tutik,Sementara kedua tangan rampok bersandar di payudara tutik,Sembari sesekali dipilin-pilinnya pentil tutik
Sungguh pemandangan yang mengundang hawa nafsu, seorang gadis cantik berkulit putih bersih dan telanjang bulat berada di posisi bawah ditindih seorang preman yang bertato. Mendapat perlakuan itu tutik hanya bisa menggeliat menahan geli dan rangsangan yang begitu hebat.Tetapi ia mencoba bertahan untuk tidak orgasme, walau dipompa sedemikian rupa oleh penis sang rampok. 20 menit kemudian, sang rampok tidak tahan lagi, akhirnya ia memuntahkan air maninya didalam vagina tutik. Euuuh.euuuhh&;.ssssstttaaaah&gua ngecrot .aaaah;.enaaaak..Gumam sang rampok sembari penisnya memuntahkan lahar putihnya itu. Tubuh sang rampok terlihat berkelejotan saat berejakulasi.. Nampak benar-benar nikmat sekali orgasme sang rampok Rampok itu masih terdiam di atas tubuh tutik dan membiarkan penisnya tetap berada di dalam vagina tutik untuk beberapa saat, Ia membiarkan sisa-sisa spermanya untuk keluar sampai tetes sperma terakhir, lalu ia mulai menarik keluar penisnya dari vagina tutik, tampak penisnya yang sudah mengecil itu masih basah karena semprotan air maninya sendiri dan cairan vagina tutik.
Lalu ia memberikan kesempatan kepada teman-temannya yang lain. Rekan rampok yang lain bergerak maju,kali ini ia menyerang tutik dari belakang. Diserangnya anus tutik dengan gencar. Posisi tutik sekarang seperti anjing yang sedang kawin..Rampok itu dengan kasar memasukkan penisnya ke lubang anus tutik. tutik hanya bisa mengerang kesakitan. Tubuhnya bergerak-gerak akibat hentakan sang rampok sampai-sampai payudaranya pun terbanting-banting akibat goyangan sang rampok.. Rampok tersebut memegangi kedua belah pantat tutitk agar tetap terarah sesekali ia tampar pantat tutik seperti layaknya memecut pantat kuda. Goyangan sang rampok semakin cepat,lalu tangan kirinya menjambak rambut tutik ke arah belakang. Lalu ditariknya tubuh tutik sampai punggung tutik telah menempel di dada sang rampok. Sang rampok segera menggerayangi payudara tutik dari belakang sambil ia menciumi leher tutik yang sexy. Kumis sang rampok yang tebal mencucuki leher tutik, sehingga ia merasa geli. tutik hanya bisa memejamkan mata menahan derita itu sambil sesekali merintih, dan mendesah sehingga desahannya semakin merangsang semua rampok yang ada dikamar tersebut. Euuh;aaaaaahhh.....periiih;aduuuhhh;ampuuunn..paaak....rintih tutik. AaaAhh..dikit lagi neeengg ayoooo...sssstt.aaaahh..Oohhh..Teriak sang rampok sembari goyangannya dipercepat, rupanya ia akan segera klimaks, tak lama kemudian ia akhirnya menyemburkan air maninya didalam lubang anus tutik. Air maninya sangat banyak sampai menetes keluar menyelusuri anus dan paha tutik.
Rampok itu tersenyum puas akhirnya ia bisa merasakan tubuh seorang wanita cantik yang sangat sexy bahkan anusnya lah yang pertama kali menembusnya.Setelah itu kembali giliran rampok yang lain, kali ini ia memaksa tutik untuk berlutut dan melayani penisnya dengan mulutnya. Penis rampok yang berikut ini sungguh besar dan sudah berdiri tegang. tutik tak ada pilihan lain untuk melayani kemauan rampok itu. Dengan ganas rampok itu menggoyang-goyangkan penisnya dimulut tutik,Ayoo.sedoottt.. yang kencaaaaang ayoooo...Bentaknya sembari memegangi kepala tutik dan mengarahkannya maju mundur. Hentakannya sangat cepat sampai-sampai buah zakarnya memukul-mukul dagu tutik. Tak sampai 10 menit ia pun tidak tahan lagi, sentuhan lidah dan bibir tutik membuat penisnya mabuk berat. Ia pun segera memuntahkan air maninya yang banyak di dalam mulut tutik, Aaaahhh..enaaaaak,..aaaahh...aaahhh...Ouhhh...Oouhh..ssstt..Erangnya sambil menahan kepala tutik agar tidak lepas saat ia berejakulasi dan seluruh air maninya tumpah ruah di dalam mulut tutik,tutik terpaksa menelain air mani itu sampai habis. Setelah itu para rampok yang lain tidak sabar lagi, mereka maju bersamaan rupanya tutik diperkosa rame-rame.Seorang mengambil posisi untuk menyerang dari belakang, tubuh tutik ditaruh diatasnya dengan posisi memunggungi rampok tersebut. Lalu yang lain menyerang vagina tutik sementara seorang mengambil posisi di dada tutik meletakkan penisnya dan bergerak maju mundur diantara payudara tutik didempetkan sehingga menjepit penisnya, seorang lagi mengangkangi kepala tutik memasukkan rudalnya ke mulut tutik seorang rampok yang lain mengambil tangan kanan tutik membuatnya mengocok penis nya.Rasanya sungguh nikmat dikocok oleh tangan mungil tutik mereka terus mengerjai tutik mantap di posisinya masing-masing mereka terus bergiliran berotasi mencicipi anus,vagina, payudara,mulut dan tangan tutik
Beberapa saat kemudian tutik tidak tahan lagi ia akhirnya hancur juga pertahanannya, akhirnya tutik ejakulasi dengan deras, cairan tutik keluar sangat banyak karena ia sedari tadi menahan rangsangan yang ia terima.Peristiwa itu disambut para perampok dengan teriakan-teriakan tertawa membahana,bahkan tanpa rasa jijik seorang dari mereka menjilat cairan vagina tutik,Sluuurrppp,,,, sluuurrpp.. hmmm.. nikmaaat.. rasanya air mani gadis ini..hahaha,,,,tutik dikeroyok selama ½ jam tidak lama kemudian satu persatu nyaris bersamaan para perampok itu orgasme di tempat proyeknya masing-masing. Tubuh tutik yang seksi itu sudah penuh oleh sperma. Para perampok tertawa puas,tutik berpikir mimpi buruknya telah berakhir,ternyata ia salah, 3 orang rampok yang pertama rupanya belum puas, mereka merangsek maju lagi dan memperkosa tutik untukkedua kalinya. Bahkan salah seorang dari mereka mengambil obeng yang mereka pakai untuk membuka pintu dan memasukkan gagang obeng besar itu ke vagina tutik Dikocok-kocoknya vagina tutik dengan gagang obeng itu, tutik menggeliat kesakitan dan kenikmatan. Ia memang merasakan perih di lubangnya tapi juga merasakan kenikmatan tiada tara. tutik menggeliat dan membanting tubuhnya ke kiri dan kekanan membuat rampok itu semakin cepat mengocok vagina tutik dengan obeng akhirnya tutik kembali ejakulasi untuk kedua kalinya.
Sang rampok begitu senang melihat cairan mengalir deras dari vagina tutik lalu kembali ia menggarap tubuh tutik sampai puas. Kedua rekan yang lain dengan sabar menanti giliran. Akhirnya tutik digilir oleh masing-masing rampok itu 2x. Setelah puas menggarap tutik rampok itu segera beranjak pergi sambil membawa barang jarahannya meninggalkan tutik masih bugil terkulai lemas di ranjangnya yang penuh dengan bercak sperma dan darahnya. Dia hanya bisa menangis sesegukan meratapi nasibnya.. Oh mimpi buruk apa aku..isaknya
Semenjak kejadian itu Tutik berusaha melupakan nya tapi bayangan para pemerkosanya terus menghantui lalu dia pun bekerja sebagai sekretaris pada suatu group perusahaan besar dgn harapan bisa melupakan tapi.. Sudah menjadi kebiasaan di kantor Tutik di lantai 25, apabila setiap jam istirahat, Tutik lebih sering istirahat sambil makan makanan yang dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya sendirian. Hal ini rupanya sudah sejak lama diperhatikan oleh Mr. Gulam Singh, salah seorang tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di lantai 26. Mr. Gulam sangat tertarik melihat Tutik, karena Tutik yang berumur 29 tahun, adalah seorang gadis Jawa, yang sangat cantik. Mr. Gulam sendiri adalah seorang pria berumur mendekati 40 tahun, bekulit gelap dengan badan tinggi 178 cm dan besar, sedangkan kedua tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi pada bagian dada dan kakinya. Kedua pahanya terlihat sangat gempal.Tutik memang agak risih juga terhadap Mr. Gulam, karena setiap kali Mr. Gulam lewat depan ruangannya, Mr. Gulam selalu melirik dan melempar senyum kepadanya. Tutik agak ngeri juga melihat tampang Mr. Gulam yang berewokan itu dengan badannya yang gelap dan tinggi besar. Sampai pada suatu hari, pada hari itu Tutik ke kantor mengenakan baju terusan mini berwarna coklat muda yang memakai kancing depan dari atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam 12 siang, para karyawan dan boss di lantai 25 sudah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25 hanya tinggal Tutik sendiri yang sedang makan siang di ruangannya. Tiba-tiba Mr. Gulam melintas di depan ruangan Tutik dan terus menuju ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah keluar makan siang. Begitu melintas di pintu keluar satu-satunya yang menuju lift, Mr. Gulam memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup. Setelah itu Mr. Gulam kembali menuju ke ruangan Tutik yang terletak di ujung Timur itu.
Secara perlahan-lahan Mr. Gulam mendekati ruangan Tutik dan mengintip ke dalam, Tutik sedang duduk membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca sambil makan.Secara perlahan-lahan Mr. Gulam masuk ke dalam ruangan kerja Tutik dan langsung mengunci pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu terkunci Tutik menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. Dia segera berdiri dari tempat duduknya sambil berkata, "Sir, apa-apaan ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya dan mengunci pintunya?", tapi Mr. Gulam hanya memandang Tutik dengan tersenyum tanpa berkata apa-apa. Tutik semakin panik dan berkata, "Harap anda segera keluar atau saya akan berteriak!". Tapi dengan kalem Mr. Gulam berkata, "silakan saja nona manis.., apabila anda mau menimbulkan skandal dan setiap orang di gedung ini akan mempergunjingkan kamu selama-lamanya". Mendengar itu Tutik yang pada dasarnya agak pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila ia berteriak. Bagaimana dia akan menaruh mukanya di hadapan teman-temannya sekantor apabila terjadi skandal.Sementara Tutik berada dalam keadaan ragu-ragu, dengan cepat Mr. Gulam berjalan medekat ke arah Tutik dan karena ruangan kerja Tutik yang sempit itu, begitu Tutik akan mundur untuk menghindar, dia langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya. Dengan cepat kedua tangan Mr. Gulam yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan Tutik yang ramping dan mendekap Tutik ke tubuhnya. Karena badan Tutik yang sangat langsing dan dapat dikatakan tinggi kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan memeluk kapas dan sangat ringkih sehingga harus diperlakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.
Mr. Gulam memegang kedua lengan bagian atas tutik dekat bahu, sambil mendorong badan Tutik hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Mr. Gulam mengangkat badan Tutik dengan gampang dan sangat hati-hati dan mendudukkannya di atas meja kerja Tutik, kemudian kedua tangan Tutik diletakan di belakang badannya dan dipegang dengan tangan kirinya. Badan Mr. Gulam dirapatkan diantara kedua kaki Tutik yang tergantung di tepi meja dan paha Mr. Gulam yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Tutik terbuka. Tangan kiri Mr. Gulam yang memegang kedua tangan Tutik di belakang badan Tutik ditekan pada bagian pantat Tutik ke depan, sehingga badan Tutik yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan kemaluan Tutik melekat rapat pada paha sebelah kiri Mr. Gulam yang berdiri menyamping di depan Tutik.Tangan kanan Mr. Gulam yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju terusan yang dikenakan Tutik. Badan Tutik hanya bisa menggeliat-geliat, "Jangan..., jangan lakukan itu!, stoooppp..., stoopppp", akan tetapi Mr. Gulam tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Tutik telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan merangsang. Tangan kanan Mr. Gulam bergerak ke belakang badan Tutik dan membuka pengait BH Tutik. Kemudian Mr. Gulam menarik ke atas BH Tutik dan..., sekarang terpampang kedua buah dada Tutik yang kecil mungil sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dengan cepat karena nafas Tutik yang tidak teratur.
"Oooohh..., ooohh..., jaanggaannn..., jaannnggaann!". Erangan Tutik tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah mulut Mr. Gulam mulai mencium belakang telinga Tutik dan lidahnya bermain-main di dalam kuping Tutik. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Tutrik menggeliat-geliat dan tak terasa Tutik mulai terangsang juga oleh permainan Mr. Gulam ini.Mulut Mr. Gulam berpindah dan melumat bibir Tutik dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut Tutik dan menggelitik-gelitik lidah Tutik. "aahh..., hmm..., hhmm", terdengar suara mengguman dari mulut Tutik yang tersumbat oleh mulut Mr. Gulam. Badan Tutik yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Mr. Gulam sekarang berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu Tutik turun ke leher, kepala Tutik tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Mr. Gulam, payudaranya yang kecil mungil tapi bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki India tersebut.Mr. Gulam langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah payudara Tutik, mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Tutik yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Mr. Gulam. Buah dada Tutik yang kecil mungil itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Mr. Gulam yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada Tutik yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas Tutik menerima permainan Mr. Gulam yang lihai itu. Badan Tutik terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, "Sssshh..., ssssshh..., aahh..., aahh..., ssshh..., sssshh..., jangaann..., diiteeruussiinn", mulut Mr. Gulam terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada Tutik secara bergantian selama kurang lebih lima menit.
Badan Tutik benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Tutik tersentak, karena dia merasakan tangan Mr. Gulam mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka karena baju mininya telah terangkat sampai pangkal pahanya. Tutik mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh Mr. Gulam, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukannya adalah hanya mengerang, "Jaanngaannnn..., jaannngggannn..., diitteeerruusiin", akan tetapi suaranya semakin lemah saja.Melihat kondisi Tutik seperti itu, Mr. Gulam yang telah berpengalaman, yakin bahwa gadis ayu ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Mr. Gulam makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Tutik yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Tutik. Segera badan Tutik tersentak dan, "aahh..., jaannggaan!", mula-mula hanya ujung jari telunjuk Mr. Gulam yang mengelus-elus bibir kemaluan Tutik yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Mr. Gulam menarik CD Tutik dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki Tutik. Tutik tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Mr. Gulam ini.
Sekarang Tutik dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka Tutik yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda Tutik, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka Tutik yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut. Mr. Gulam melihat ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul 12.30, berarti dia masih punya waktu kurang lebih satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Mr. Gulam sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja.Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Mr. Gulam, dengan tetap mengunci kedua tangan Tutik, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-nya. Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Mr. Gulam yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Mr. Gulam agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Tutik benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan Tutik tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut Tutik terdengar jeritan tertahan, "Iiihh", disertai badannya yang merinding. Tutik belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Tutik merasa ngeri. "Bisa jebol milikku dimasuki benda itu", gumannya dalam hati.
Namun Tutik tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Mr. Gulam menatap muka Tutik yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, "Kau Cantik sekali Tik...", gumam Mr. Gulam mengagumi kecantikan Ttutik,Kemudian dengan lembut Mr. Gulam menarik tubuh Tutik yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir meja dan sekarang Mr. Gulam berdiri menghadap langsung ke arah Tutik dan karena yakin bahwa Tutik telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan Tutik, dilepaskannya dan langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Tutik, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah paha Tutik lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan Tri yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Tutik tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Mr. Gulam yang besar, Tutik sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh Mr. Gulam yang besar berbulu dengan kemaluannya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.Sambil memegang kedua paha Tutik dan merentangkannya lebar-lebar, Mr. Gulam membenamkan kepalanya di antara kedua paha Tutik. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Tutik yg tertutup rambut halus itu. Tutik hanya bisa memejamkan mata, "Ooohh..., nikmatnya..., ooohh!", Tutik menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. "Ooooohh..., hhmm!", terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. "Paakkk..., aku tak tahan lagi...!", Tutik memelas sambil menggigit bibir.
Sungguh Tutik tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Mr. Gulam yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Tutik sudah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Tutik, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara Tutik dengan sangat bernafsu.Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Mr. Gulam ini, Tutik benar-benar sangat kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah kuyup. "Paakkk..., aakkhh..., aakkkhh!", Tutik mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepala Mr. Gulam untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Mr. Gulam keras-keras. Kini Tutik tak peduli lagi akan bayangan suaminya dan kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki India yang dapat membangkitkan gairahnya.
Tiba-tiba Mr. Gulam melepaskan diri, kemudian bangkit
berdiri di depan Tutik yang masih terduduk di tepi meja, ditariknya
Tutik dari atas meja dan kemudian Mr. Gulam gantian bersandar pada tepi
meja dan kedua tangannya menekan bahu Tutik ke bawah, sehingga sekarang
posisi Tutik berjongkok di antara kedua kaki berbulu Mr. Gulam dan
kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Tutik sudah tahu
apa yang diinginkan Mr. Gulam, namun tanpa sempat berpikir lagi, tangan
Mr. Gulam telah meraih belakang kepala Tutik dan dibawa mendekati
kejantanan Mr. Gulam, yang sungguh luar biasa itu.Tanpa mendapat
perlawanan yang berarti dari Tutik, kepala penis Mr. Gulam telah
terjepit di antara kedua bibir mungil Tutik, yang dengan terpaksa
dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu Tutik mulai mengulum alat
vital Mr. Gulam ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki India itu
melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit
batangnya saja ke dalam mulut Tutik yang kecil, itupun sudah terasa
penuh benar. Tutik hampir sesak nafas dibuatnya. Kelihatan Tutik bekerja
keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk
ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali
lidah Tutik menyapu kepalanya.Beberapa saat kemudian Mr. Gulam
melepaskan diri, ia mengangkat badan Tutik yang terasa sangat ringan itu
dan membaringkan di atas meja dengan pantat Tutik terletak di tepi
meja, kaki kiri Tutik diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir
pinggang lelaki tersebut. Kemudian Mr. Gulam mulai berusaha memasuki
tubuh Tutik.
Tangan kanan Mr. Gulam menggenggam batang penisnya yang besar itu dan kepala penisnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris dan bibir kemaluan Tutik, hingga Tutitk merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Mr. Gulam terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Tutik yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran penis Mr. Gulam yang besar itu.Pelahan-lahan kepala penis Mr. Gulam itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Tutik. Ketika kepala penis lelaki India itu menempel pada bibir kemaluannya, Tutik merasa kaget ketika menyadari saluran vaginanya ternyata panas dan basah. Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, ketika lelaki itu memainkan kepala penisnya pada bibir kemaluannya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dalam keadaan Tutik yang sedang gamang dan gelisah itu, dengan kasar Mr. Gulam tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Tutik, rambut lebat pada pangkal penis lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir kemaluan Tutik yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang penisnya amblas ke dalam liang vagina Tutik. Dengan tak kuasa menahan diri, dari mulut Tutik terdengar jeritan halus tertahan, "Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh", disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Tutik mencengkeram dengan kuat pinggang Mr. Gulam.
Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diri Tutik, hingga badannya mengejang beberapa detik.Mr. Gulam cukup mengerti keadaan Tutik, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang penisnya, dia memberi kesempatan kemaluan Tutik untuk bisa menyesuaikan dengan penisnya yang besar itu. Tutik mulai bisa menguasai diri. Beberapa saat kemudian Mr. Gulam mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki India itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Tutik berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penis lelaki tersebut pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Tutik mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajah gelap lelaki India yang sedang menatapnya, dengan takjub. Tutik berusaha bernafas dan …:" "Paak..., aahh..., ooohh..., ssshh", sementara pria tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.Tutik sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Mr. Gulam menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya, sungguh membuat Tutik melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami. Setiap kali Mr. Gulam menarik penisnya keluar, Tutik merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada gilirannya Mr. Gulam menekan masuk penisnya ke dalam vagina Tutik, maka klitoris Tutik terjepit pada batang penis Mr. Gulam dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penis Mr. Gulam yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Tutik menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Lelaki tersebut terus menyetubuhi Tutik dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Tutik dan meremas-remas kedua payudara Tutik secara bergantian. Tutik dapat merasakan puting susunya sudah sangat mengeras, runcing dan kaku. Tutik bisa melihat bagaimana batang penis yang hitam besar dari lelaki India itu keluar masuk ke dalam liang kemaluannya yang sempit. Tutik selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya. Kemaluannya hampir tidak dapat menampung ukuran penis Mr. Gulam yang super besar itu. Tutik menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki India itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Mr. Gulam terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.Lalu tiba-tiba Tutik merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan ketika bersetubuh dengan suaminya, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan.
Tutik merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dengan gleiser di dalam vaginanya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu. Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster India itu. Jari-jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang sudah kacau balau untuk mengambil alih dan tidak membiarkan vaginanya menyerah dalam suatu penyerahan total.Tutik berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi..., tidak bisa, ini terlalu nikmat..., proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi. Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada Tutik masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini adalah suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam vaginanya menghianatinya dengan mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dengan keinginannya itu, Tutik merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri.akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri?, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang?, persetan, akhirnya Tutik membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan badannya dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, "Ooooh..., ooooooh..., aahhmm..., ssstthh!". Gadis ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan..., akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan.
Tutik terkulai lemas tak berdaya di atas meja dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penis hitam besar Mr. Gulam tetap terjepit di dalam liang vaginanya.Selama proses orgasme yang dialami Tutik ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Mr. Gulam, dimana penisnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Tutik dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisnya, terlebih-lebih pada bagian kepala penisnya setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Tutik, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaan Mr. Gulam seakan-akan menggila melihat Tutik yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnya yang hitam besar itu.Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Mr. Gulam membalik tubuh Tutik yang telah lemas itu hingga sekarang Tutik setengah berdiri tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Mr. Gulam. Mr. Gulam ingin meyodomi Tutik rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Tutik yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala penisnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Tri pada permukaan lubang anus Tutik yang menimbulkan suatu sentakan kejutan pada seluruh badan Tutik, kemudian menempatkan kepala penisnya pada lubang anus Tutik dari belakang.Dengan sedikit dorongan, kepala penis tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir anus Tutik yg sempit.
Kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tutik dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Tutik tidak terletak pada meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua kaki Tutik dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Tutik ke arahnya, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Tutik, "Oooooooh!", penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam lubang anus Tutik dan Mr. Gulam terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Tutik yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan ganasnya Mr. Gulam memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang anus Tutik yang ketat itu. kini Tutik kewalahan menghadapi Mr. Gulam yang ganas dan kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya dengan tempo permainan yang masih tetap tinggi dan semangat tetap menggebu-gebu.Kemudian Mr. Gulam merubah posisi permainan, dengan duduk di kursi yang tidak berlengan dan Tutik ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuan Mr. Gulam. Mr. Gulam menempatkan penisnya tetap pada bibir anus Tutik dan mendorongnya sehingga kepala penisnya masuk terjepit dalam liang dubur Tutik, sedangkan tangan kiri Mr. Gulam memeluk pinggul Tutik dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penis Mr. Gulam menerobos masuk ke dalam anus Tutik. Tangan kanan Mr. Gulam memeluk punggung Tutik dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Tutik melekat pada badan Mr. Gulam.
Kedua buah dada Tutik terjepit pada dada Mr. Gulam yang berambut lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan rambut dada Mr. Gulam. Kepala Tutik tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulut Mr. Gulam bisa melumat bibir Tutik yang agak basah terbuka itu.Tutik mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penis yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam duburnya sampai terasa di perutnya tangan Gulam dg brutal menggocok vagina Tutik. Tak berselang kemudian, Tutik merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus..., terus..., Tutik tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Tutik tak peduli lagi, "Aaduuuh..., eeeehm", Tutik memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Mr. Gulam. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, gadis ayu yang lemah gemulai itu mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan suaminya, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosanya.Kemudian kembali laki-laki itu menggendong dan meletakkan Tutik di atas meja dengan pantat Tutik terletak pada tepi meja dan kedua kakinya terjulur ke lantai.
Mr. Gulam mengambil posisi diantara kedua paha Tutik yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun penisnya ke dalam lubang vagina Tutik yang telah siap di depannya. Laki-laki itu mendorong penisnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah menindih tubuh Tutik yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Mr. Gulam memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Tutik yang terkapar lemas di atas meja.Sementara lelaki India itu terus berpacu diantara kedua paha Tutik, badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penis lelaki tersebut. Tutik benar-benar telah KO dan dibuat permainan sesukanya oleh si India yang perkasa itu. Tutik kini benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di dinding ruangan kerja tersebut, jam telah menunjukan pukul 13.40, berarti telah 1 jam 40 menit dia menggarap gadis ayu tersebut dan sekarang dia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisnya.Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, "Agh..., terus", dan disertai dengan suatu dorongan kuat, lelaki itu mencabut kemaluannya dan menarik Tutik untuk berlutut dihadapannya, Dengan suatu lenguhan panjang, "Sssh..., ooooh!", lelaki India tersebut menyemprotkan spermanya kedalam mulut Tutik. Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut menumpahkan spermanya di mulut gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Tutik yang telah terkapar lemas tak berdaya itu hanya pasrah menerima semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga tenggorokannya.
Tutik nyaris muntah mendapati begitu banyak sperma yang tertelan dan sebagian mengalir keluar melalui sela-sela bibir nya itu.Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan Mr. Gulam mencabut kemaluannya dari mulut Tutik, mengambil tissue yang berada di samping meja kerja dan mulai membersihkan ceceran air maninya yang mengalir keluar dari bibir Tutik. Setelah bersih Mr. Gulam menarik tubuh Tutik yang masih terkapar lemas di atas meja untuk berdiri dan memasang kembali kancing-kancing bajunya yang terbuka. Setelah merapikan baju dan celananya, Mr. Gulam menarik badan Tutik dengan lembut ke arahnya dan memeluk dengan mesra sambil berbisk ke telinga Tutik, "Maafkan saya manis..., terima kasih atas apa yang telah kau berikan tadi, biarpun kudapat itu dengan sedikit paksaan!", kemudian dengan cepat Mr. Gulam Singh keluar dari ruangan kerja Tutik dan membuka pintu keluar yang tadinya dikunci, setelah itu cepat-cepat kembali ke lantai 26. Jam menunjukan 13.55.Sepeninggalan Mr. Gulam, Tutik terduduk lemas di kursinya, seakan-akan tidak percaya atas kejadian yang baru saja dialaminya. Seluruh badannya terasa lemas tak bertenaga, terbesit perasaan malu dalam dirinya, karena dalam hati kecilnya dia mengakui turut merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dialami serta dibayangkannya. Kini hal yang diimpikannya benar-benar menjadi kenyataan. Dalam pikirannya timbul pertanyaan apakah bisa? sepuas tadi bila dia berhubungan dengan suaminya, setelah mengalami persetubuhan yang sensasional itu.
TAMAT
Tangan kanan Mr. Gulam menggenggam batang penisnya yang besar itu dan kepala penisnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris dan bibir kemaluan Tutik, hingga Tutitk merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Mr. Gulam terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Tutik yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran penis Mr. Gulam yang besar itu.Pelahan-lahan kepala penis Mr. Gulam itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Tutik. Ketika kepala penis lelaki India itu menempel pada bibir kemaluannya, Tutik merasa kaget ketika menyadari saluran vaginanya ternyata panas dan basah. Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, ketika lelaki itu memainkan kepala penisnya pada bibir kemaluannya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dalam keadaan Tutik yang sedang gamang dan gelisah itu, dengan kasar Mr. Gulam tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Tutik, rambut lebat pada pangkal penis lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir kemaluan Tutik yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang penisnya amblas ke dalam liang vagina Tutik. Dengan tak kuasa menahan diri, dari mulut Tutik terdengar jeritan halus tertahan, "Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh", disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Tutik mencengkeram dengan kuat pinggang Mr. Gulam.
Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diri Tutik, hingga badannya mengejang beberapa detik.Mr. Gulam cukup mengerti keadaan Tutik, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang penisnya, dia memberi kesempatan kemaluan Tutik untuk bisa menyesuaikan dengan penisnya yang besar itu. Tutik mulai bisa menguasai diri. Beberapa saat kemudian Mr. Gulam mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki India itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Tutik berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penis lelaki tersebut pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Tutik mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajah gelap lelaki India yang sedang menatapnya, dengan takjub. Tutik berusaha bernafas dan …:" "Paak..., aahh..., ooohh..., ssshh", sementara pria tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.Tutik sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Mr. Gulam menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya, sungguh membuat Tutik melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami. Setiap kali Mr. Gulam menarik penisnya keluar, Tutik merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada gilirannya Mr. Gulam menekan masuk penisnya ke dalam vagina Tutik, maka klitoris Tutik terjepit pada batang penis Mr. Gulam dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penis Mr. Gulam yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Tutik menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Lelaki tersebut terus menyetubuhi Tutik dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Tutik dan meremas-remas kedua payudara Tutik secara bergantian. Tutik dapat merasakan puting susunya sudah sangat mengeras, runcing dan kaku. Tutik bisa melihat bagaimana batang penis yang hitam besar dari lelaki India itu keluar masuk ke dalam liang kemaluannya yang sempit. Tutik selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya. Kemaluannya hampir tidak dapat menampung ukuran penis Mr. Gulam yang super besar itu. Tutik menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki India itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Mr. Gulam terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.Lalu tiba-tiba Tutik merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan ketika bersetubuh dengan suaminya, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan.
Tutik merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dengan gleiser di dalam vaginanya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu. Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster India itu. Jari-jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang sudah kacau balau untuk mengambil alih dan tidak membiarkan vaginanya menyerah dalam suatu penyerahan total.Tutik berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi..., tidak bisa, ini terlalu nikmat..., proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi. Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada Tutik masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini adalah suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam vaginanya menghianatinya dengan mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dengan keinginannya itu, Tutik merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri.akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri?, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang?, persetan, akhirnya Tutik membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan badannya dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, "Ooooh..., ooooooh..., aahhmm..., ssstthh!". Gadis ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan..., akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan.
Tutik terkulai lemas tak berdaya di atas meja dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penis hitam besar Mr. Gulam tetap terjepit di dalam liang vaginanya.Selama proses orgasme yang dialami Tutik ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Mr. Gulam, dimana penisnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Tutik dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisnya, terlebih-lebih pada bagian kepala penisnya setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Tutik, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaan Mr. Gulam seakan-akan menggila melihat Tutik yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnya yang hitam besar itu.Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Mr. Gulam membalik tubuh Tutik yang telah lemas itu hingga sekarang Tutik setengah berdiri tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Mr. Gulam. Mr. Gulam ingin meyodomi Tutik rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Tutik yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala penisnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Tri pada permukaan lubang anus Tutik yang menimbulkan suatu sentakan kejutan pada seluruh badan Tutik, kemudian menempatkan kepala penisnya pada lubang anus Tutik dari belakang.Dengan sedikit dorongan, kepala penis tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir anus Tutik yg sempit.
Kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tutik dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Tutik tidak terletak pada meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua kaki Tutik dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Tutik ke arahnya, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Tutik, "Oooooooh!", penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam lubang anus Tutik dan Mr. Gulam terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Tutik yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan ganasnya Mr. Gulam memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang anus Tutik yang ketat itu. kini Tutik kewalahan menghadapi Mr. Gulam yang ganas dan kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya dengan tempo permainan yang masih tetap tinggi dan semangat tetap menggebu-gebu.Kemudian Mr. Gulam merubah posisi permainan, dengan duduk di kursi yang tidak berlengan dan Tutik ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuan Mr. Gulam. Mr. Gulam menempatkan penisnya tetap pada bibir anus Tutik dan mendorongnya sehingga kepala penisnya masuk terjepit dalam liang dubur Tutik, sedangkan tangan kiri Mr. Gulam memeluk pinggul Tutik dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penis Mr. Gulam menerobos masuk ke dalam anus Tutik. Tangan kanan Mr. Gulam memeluk punggung Tutik dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Tutik melekat pada badan Mr. Gulam.
Kedua buah dada Tutik terjepit pada dada Mr. Gulam yang berambut lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan rambut dada Mr. Gulam. Kepala Tutik tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulut Mr. Gulam bisa melumat bibir Tutik yang agak basah terbuka itu.Tutik mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penis yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam duburnya sampai terasa di perutnya tangan Gulam dg brutal menggocok vagina Tutik. Tak berselang kemudian, Tutik merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus..., terus..., Tutik tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Tutik tak peduli lagi, "Aaduuuh..., eeeehm", Tutik memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Mr. Gulam. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, gadis ayu yang lemah gemulai itu mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan suaminya, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosanya.Kemudian kembali laki-laki itu menggendong dan meletakkan Tutik di atas meja dengan pantat Tutik terletak pada tepi meja dan kedua kakinya terjulur ke lantai.
Mr. Gulam mengambil posisi diantara kedua paha Tutik yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun penisnya ke dalam lubang vagina Tutik yang telah siap di depannya. Laki-laki itu mendorong penisnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah menindih tubuh Tutik yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Mr. Gulam memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Tutik yang terkapar lemas di atas meja.Sementara lelaki India itu terus berpacu diantara kedua paha Tutik, badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penis lelaki tersebut. Tutik benar-benar telah KO dan dibuat permainan sesukanya oleh si India yang perkasa itu. Tutik kini benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di dinding ruangan kerja tersebut, jam telah menunjukan pukul 13.40, berarti telah 1 jam 40 menit dia menggarap gadis ayu tersebut dan sekarang dia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisnya.Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, "Agh..., terus", dan disertai dengan suatu dorongan kuat, lelaki itu mencabut kemaluannya dan menarik Tutik untuk berlutut dihadapannya, Dengan suatu lenguhan panjang, "Sssh..., ooooh!", lelaki India tersebut menyemprotkan spermanya kedalam mulut Tutik. Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut menumpahkan spermanya di mulut gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Tutik yang telah terkapar lemas tak berdaya itu hanya pasrah menerima semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga tenggorokannya.
Tutik nyaris muntah mendapati begitu banyak sperma yang tertelan dan sebagian mengalir keluar melalui sela-sela bibir nya itu.Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan Mr. Gulam mencabut kemaluannya dari mulut Tutik, mengambil tissue yang berada di samping meja kerja dan mulai membersihkan ceceran air maninya yang mengalir keluar dari bibir Tutik. Setelah bersih Mr. Gulam menarik tubuh Tutik yang masih terkapar lemas di atas meja untuk berdiri dan memasang kembali kancing-kancing bajunya yang terbuka. Setelah merapikan baju dan celananya, Mr. Gulam menarik badan Tutik dengan lembut ke arahnya dan memeluk dengan mesra sambil berbisk ke telinga Tutik, "Maafkan saya manis..., terima kasih atas apa yang telah kau berikan tadi, biarpun kudapat itu dengan sedikit paksaan!", kemudian dengan cepat Mr. Gulam Singh keluar dari ruangan kerja Tutik dan membuka pintu keluar yang tadinya dikunci, setelah itu cepat-cepat kembali ke lantai 26. Jam menunjukan 13.55.Sepeninggalan Mr. Gulam, Tutik terduduk lemas di kursinya, seakan-akan tidak percaya atas kejadian yang baru saja dialaminya. Seluruh badannya terasa lemas tak bertenaga, terbesit perasaan malu dalam dirinya, karena dalam hati kecilnya dia mengakui turut merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dialami serta dibayangkannya. Kini hal yang diimpikannya benar-benar menjadi kenyataan. Dalam pikirannya timbul pertanyaan apakah bisa? sepuas tadi bila dia berhubungan dengan suaminya, setelah mengalami persetubuhan yang sensasional itu.
TAMAT