Tetanggaku Sayang

Nama saya Ari, sekarang kuliah di salah satu PTS di kota Semarang. Hal ini terjadi ketika aku masih SMA kelas 3. Mulanya tetanggaku Adin, yang kerja di sebuah perusahaan swasta sering tidur bersama adikku di rumahku karena mereka akrab. Dia memang cantik bahkan lebih cantik dari pacarku sendiri apalagi bodinya yang menggiurkan dengan dadanya yang besar itu. Seperti biasa malam itu dia tidur bersama adikku, lalu aku coba-coba iseng tidur di sebelahnya jadi kita tidur 3 orang. Ternyata ia diam saja, mungkin memang sudah lelap tidurnya.

Sekitar jam 12 malam timbul hasrat untuk menjamahnya, lalu kutempelkan jariku ke mulutnya, pertama ia diam saja, tapi kemudian dia malah buka mulutnya dan mengulum jariku, aku kaget "Wah ini cewek bispak nich.." pikirku. Deg-degan juga aku karenanya, kuberanikan diri untuk cium dia di pipi, dia diam saja terus kucium saja bibirnya, eh tak tahunya dia malah balas bahkan lebih agresif. Kuarahkan saja tanganku ke balik T-Shirtnya. Wah ternyata payudaranya memang besar banget. Kuremas-remas payudaranya yang besar itu, dia menjerit lalu kukulum saja bibirnya biar diam sambil tanganku terus meremas payudaranya makin lama dia keenakan dan "Aach.. uuch.. terus Ar.." makin berani aku maka kubuka T-Shirtnya dia angkat sedikit badannya terus BH-nya, sekarang dia sudah separuh bugil. Kujilati puting payudaranya yang kecoklat-coklatan dan semakin mengeras itu, dia gelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mungkin keenakan. Tanganku mulai membuka kancing celana pendeknya sambil kumainkan payudaranya, terus kubuka juga CD-nya.

Kupandangi seluruh tubuhnya, wah mulus sekali. Bodinya juga sangat membuatku makin bernafsu apalagi kulihat vaginanya yang ditumbuhi banyak bulu dan tertata rapi itu, baru sekarang kulihat daging yang seperti itu aku jadi panas dingin, dia renggangkan pahanya, "Duucch.. itu vagina bagus sekali.. ternyata kayak begini vagina itu.." pikirku. Merah kecoklatan serta sedikit berkilat bagian dalam vaginanya dan clitorisnya yang menyembul keluar dan bau harum vaginanya itu semakin membuatku bergairah. Kujilati vaginanya dan aku tenggelam dalam selangkangannya yang malah dijepitkan ke kepalaku. Vaginanya sedikit basah lalu ujung lidahku pindah ke clitorisnya yang kurasakan makin keras, dia menggelinjang "Aach.. Ar.. enaak.. ach.." kujilati saja terus clitorisnya itu hingga semakin basah "Aach.. teruus aach..", dia jambak rambutku dan menekankan kepalaku semakin ke dalam vaginanya.

Tiba-tiba adikku yang tidur di sebelahnya menggeliat, "Wah payah nih kalau adikku tahu", pikirku. Lalu kubisiki, "Ke kamarku saja yuk..?" dia mengangguk dan kita pindah sambil bawa pakaian dan tak kulepaskan pula ciumanku di bibirnya dan sambil terus pelukan, "Nah sekarang kita bebas", "Iya", katanya lembut. Dia buka bajuku lalu celanaku kubiarkan saja dia dan menyembullah penisku yang memang sudah tegang dari tadi. Dia sempat kaget, "Lho adikmu besar sekali.. panjang lagi", katanya sambil meremas-remas penisku padahal penisku tidak begitu panjang cuma 16 cm tapi mungkin karena dia belum pernah lihat penis. Dia rebahan di tepi ranjang, kuangkat kakinya ke atas kelihatanlah lagi vagina dan clitorisnya yang menantang itu. Dia mengerang-erang sambil meremas-remas payudaranya sendiri lalu kusedot clitorisnya hingga sedikit ketarik keluar, "Aduuch.. Aach.. Ar.."

Kini aku ambil posisi 69, kujilati lagi vaginanya dan dia jilati penisku, wah nikmat sekali rasanya itu penis dijilati. Makin kurenggangkan lagi selangkangannya, kepalaku terbenam kembali dalam selangkangannya bahkan dia rapatkan pahanya hingga aku sedikit susah bernafas. Mau kumasukkan jariku tapi sempit sekali, "Gila, apa masih perawan yaa..", pikirku. Kujilati saja kelentitnya, dia semakin agresif dan semakin cepat menjilati penisku. "Ar.. aku ndak kuat lagi.. sekarang saja Ar.." "Iya Din..", kataku. Aku ambil dan dia lebarkan selangkangannya hingga mudah bagi penisku untuk cari sasaran. Penisku kutempelkan ke vaginanya, dia pegang penisku terus membimbingnya masuk ke vaginanya, seret sekali. Aku berusaha keras untuk masuk berkali-kali akhirnya kutekan keras penisku dan dia juga tekan pantatnya keatas.. blees, "Aach.. sakit Ar.. Aduuch..", akhirnya masuk juga ini penis meskipun belum sepenuhnya dan lalu kutekan lagi hingga masuk seluruhnya bleess, "aachh.. aduuch..", sambil tangannya meremas-remas tempat tidur sekuatnya dan kepalanya di lempar ke kiri dan ke kanan, kasihan dia. Keringatnya banyak sekali dan wajahnya kelihatan merah, kuhentikan gerakanku lalu kukulum bibirnya agar dia tenang kembali sambil penisku masih berada di dalam vaginanya. Setelah dia tenang kuayun lagi penisku keluar masuk pelan-pelan, sekarang dia semakin kontrol dan bahkan mengiringi keluar masuknya penisku dengan goyangan pantatnya. Penisku terasa hangat berada di dalam apalagi vaginanya yang terasa seperti menggigit-gigit makin menambah nafsuku. Setelah kira-kira 10 menit ke depan kelihatan ia mau orgasme, lalu kuayun penisku semakin cepat, "Ar.. aach..", dia menekankan vaginanya keras-keras dan keluarlah cairan dari vaginanya, banyak sekali bahkan sampai meler keluar, tidak kucabut penisku meskipun dia kelihatan sedikit lelah, kuayun saja terus kedepan dan belakang sambil kuremas-remas puting payudaranya, dia cuma melet-melet menggerakkan lidahnya ke kiri dan kanan bibirnya. 10 menit kemudian kurasakan juga sepertinya aku mau keluar, kupercepat sodokan penisku ke vaginanya, "aach.. Ar.. teruuss..", dia terus mengerang, rupanya dia juga mau orgasme yang kedua dan dia keluar lagi. Tiba-tiba kurasakan ada yang mendorong keluar dari penisku, buru-buru kucabut penisku biar tidak tumpah di dalam, tapi ternyata sedikit terlambat dan ada sedikit yang ketinggalan di dalam dan banyak sekali yang berceceran di vaginanya dan penisku. Warnanya sedikit kemerah-merahan, mungkin karena selaput virginnya yang habis terkoyak. Kita ambil posisi 69 lagi, aku jilati mani yang belepotan di vaginanya, dan sebaliknya dia jilati mani yang nempel di penisku hingga tinggal air liurnya saja yang ketinggalan di penisku. "Ar sedikit amis dan asin yaa.. tapi nikmat kok..", katanya.

Aku kemudian telentang di tepi ranjang dia malah turun dan berjongkok di depanku dia kulum penisku, memang dari tadi dia cuma menjilat saja, tak lama kemudian penisku tegak kembali lalu aku duduk dan dia makin bernafsu mengulumnya hingga tegangan sudah 100%, "Kenangmu dowo banget nganthi tutuk tenggorokan (penismu panjang sekali hingga tenggorokan)", katanya, aku cuma senyum saja, ternyata beginian juga tidak kalah enaknya lho dibanding masuk ke vaginanya. Nafsunya makin menjadi dan aku juga sudah mau keluar lagi. Kutekan kepalanya makin dalam ke penisku lalu, "Aachh.. croot..", dia kaget dan sempat mau muntah dan tarik kepalanya. Kututup mulutnya, "Telan saja biar kamu awet muda", kataku. Lalu dia telan juga dengan sedikit susah karena banyaknya. "Aku puas Ar.. meskipun sekarang sudah tidak perawan lagi", katanya sambil kepalanya bersandar di dadaku. "Aku juga maafkan yaa..", kataku. "Tak apa lain kali kita ulang lagi yaa..", katanya sedikit memelas. "Okey.. tapi jangan hamil yaa.. bisa berabe aku." Lalu dia kebelakang dan membersihkan diri dan kemudian tidur lagi bersama adikku.

Hal itu sering kami lakukan jika ada kesempatan, sekarang dia sudah married dan punya 1 anak. Biarlah kenangan yang lalu terkubur bersama berlalunya sang waktu. Jangan ditiru!

TAMAT