Selama suaminya tugas belajar di luar negeri maka sekarang Deti Supandi
harus mengendarai mobilnya sendiri ke kantornya, sementara anaknya
dititipkan kepada ibunya yang tinggal tidak jauh dari kantornya. Sudah
lebih dari 3 bulan suaminya tidak memberi kabar, ini membuat kekuatiran
bagi Deti, pernah ia menelpon tapi suaminya sibuk kuliah.
Suatu hari mobil Deti mogok disaat karyawan lain sudah pulang, untunglah Parno yang bertugas sebagai satpam belum pulang dan atas bantuan Parno maka mobil Deti bisa dihidupkan.
Suatu sore saat akan pulang, Parno menumpang di mobil Deti, dan karena telah kenal baik maka Deti memberi tumpangan padanya. Rumah Parno agak jauh juga di pinggiran kota dan harus melewati tol.
Selama di perjalanan hati Parno berdebar-debar karena sudah lama ia ingin dekat dengan Deti tapi belum ada waktu bagi Deti, sambil berkelakar Parno memberanikan diri untuk memegang paha Deti yang saat itu cuma memakai rok yang tidak terlalu panjang. Deti agak tersentak, maklum sambil menyetir ia dikejutkan oleh ulah Parno itu.
"Eeeh.. apa-apaan nich, kok gitu Noo." kata Deti.
"Maaf Deti, saya sudah lama naksir kamu tapi gimana lagi.." jawab Parno.
Deti memperlambat laju mobilnya dan menghentikan di pinggir jalan itu dan marah kepada Parno.
"Parno.. kalo gitu.. kamu turun saja di sini!" ancam Deti.
"Jangan begitu dong Dett.. saya tau kamu pasti butuh laki-laki untuk mengisi kesepian kamu selama ditinggalkan suamimu, kan suamimu jauh?" jawab Parno, "Saya bersedia aja kalo kamu membutuhkan saya." timpal Parno.
Memang ada benarnya juga perkataan Parno itu. Deti berpikir. Tapi haruskah ia berselingkuh sedangkan suaminya saat ini jauh? secara fisik Deti memang masih cantik dan berumur 30 tahun, disaat libido seksnya sangat butuh pelampiasan, meskipun sudah punya anak berumur 3 tahun, ia masih cantik, seksi ditunjang dengan kulit yang putih.
Memang akhir-akhir ini ia sering uring-uringan jikalau nafsunya memuncak, akhirnya ia membiarkan Parno memegang tangan dan meraba lubang sorganya, lalu meremas pahanya serta mulutnya mengulum bibir tipisnya itu. Deti hanya diam menunggu apa yang akan di lakukan Parno, akan tetapi Parno sadar ia sedang berada di jalan, dengan cepat ia mengambil alih stir mobil Deti dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Parno yang sepi di kawasan sawangan, Deti lalu dibawa ke kamarnya yang kosong dan jorok, maklum sebagai satpam ia tidak sempat bersih-bersih. Deti hanya diam menunggu dan membiarkan Parno berkuasa atas dirinya. Parno membuka kemeja dinasnya dan kembali mencium bibir Deti yang sudah menanti untuk dikulum, dari bibir terus beralih ke leher Deti yang jenjang, sementara tangan Parno sibuk meremas payudara Deti yang terbungkus blus putih itu. Ia menemukan dua bukit kembar Deti dan meremasnya, dengan buas Parno membuka paksa blus Deti sehingga kelihatan dada mulus yang ditutupi BH pink Deti, sambil menciumnya Parno berusaha membuka pengikat BH itu. Sempat terlihat olehnya ukuran BH Deti yang 34B, namun nafsu keduanya telah menguasai mereka.
Deti membalas perlakuan Parno itu dengan membuka celana panjang Parno sehingga batang kemaluan Parno yang panjang dan hitam itu terlihat ditutupi oleh CD warna merah. Sambil membuka CD Parno, Deti terus meremas batang kemaluan yang panjang itu dan ia membandingkan dengan milik suaminya yang ukurannya tidak sepanjang dan sebesar punya Parno.
Deti kemudian mengulumnya sehingga tidak muat di mulutnya tapi ia berusaha untuk terus mengulumnya. Sementara Parno asyik dengan menggigit payudara putih itu dengan rakus dan posisi mereka saat itu membentuk 69. Parno mengorek-ngorek liang kewanitaan Deti dan menjilat klitorisnya, ini membuat Deti tidak kuat untuk bertahan dan ia langsung klimaks karena Parno pandai membuat emosi Deti melambung. Sedangkan Parno belum juga mencapai klimaks, maka ia memaksa Deti untuk terus memperkuat tarikan mulutnya pada batang kejantanannya.
Kira-kira 10 menit kemudian, Parno menumpahkan air maninya di mulut Deti, ini membuatnya kembali bersemangat untuk kembali mengulang permainan. Bagaimana pun Parno masih penasaran ingin mencoba liang kewanitaan Deti yang merah jambu itu. Deti keberatan sebab ia tidak mau hamil kalau Parno memasukkan batang kemaluannya, ia hanya mau melakukan oral seks saja.
Parno terus berusaha untuk membangkitkan nafsu Deti dengan kata-kata dan cumbuan, akhirnya Deti kembali terbangkit birahinya dan Parno meletakkan bantalnya di pinggul Deti supaya ia leluasa untuk memasuki tubuh Deti, lalu dengan mesra Parno melebarkan paha Deti dengan memegang kedua kaki jenjang itu dan membukanya sehingga kelihatan isi kemaluan Deti yang di dalamnya ada sejumput daging yang kalau dikorek-korek akan menambah kenikmatan bersenggama. Kemudian dengan sedikit dipaksakan karena Deti tidak bersedia, akhirnya dia tidak bisa melarang namun Parno harus mengeluarkan air maninya di luar. Parno setuju dan dengan susah payah batang kemaluan Parno itu masuk ke liang kewanitaan Deti dengan sedikit meleset dan Deti sempat terpekik karena sakit saat batang kejantanan Parno menembus liang senggamanya yang masih sempit itu namun Parno terus saja memaju-mundurkan batang kemaluannya.
Kira-kira 20 menit Parno berusaha untuk memuaskan Deti, sedang Deti telah tiga kali mengalami orgasme namun bagi Parno masih belum terasa, baru pada menit ke 20 ia menumpahkan spermanya di dalam liang kewanitaan Deti sebanyak-banyaknya, ia lupa dan saat itu yang ada dalam dirinya hanya untuk kepuasan. Deti baru ingat, ia amat takut hamil apalagi Parno tidaklah sepadan dengannya serta jauh dibawah suaminya tapi karena ia telah mampu memberikan kepuasan kepadanya Deti cuma bersiap-siap untuk meminum pil anti hamil yang ia simpan di rumahnya. Dengan sedikit tertatih-tatih, Deti mengenakan blus dan rok kerjanya karena jam telah menunjukkan pukul 12:00 malam, maka ia buru-buru pulang, ia lupa memakai CD dan BH-nya maklum ia takut terlambat sampai di rumah, Deti cuma sempat menelepon ibunya karena malam ini ia tidak bisa menjemput putrinya, ia cuma ingin ke rumahnya saja.
Sesampainya di rumah, Deti langsung mandi dan tidur. Masih terbayang olehnya kebuasan Parno saat menggagahinya mulai dari caranya memegang kakinya dan membuka pahanya sehingga ia merasa sensasi kepuasannya telah disirami oleh Parno. Ia masih melihat adanya jejak tangan Parno di paha putihnya saat Parno menggigit pahanya karena gemas.
Setelah kejadian itu, hampir disetiap kesempatan Deti selalu didesak oleh Parno untuk bersenggama baik di rumah Parno maupun di rumah Deti. Kalau Deti tidak mau maka Parno akan membongkar skandalnya dengan Deti karena ia selalu memperlihatkan CD dan BH Deti yang tertinggal saat ia bersenggama dan pada CD itu ada noda spermanya dan cairan kewanitaan Deti, maklum saat itu ia sempat mengelap spermanya di mulut rahim Deti. Deti tidak bisa berbuat apa-apa sebab ia memang butuh belaian dan cumbuan laki-laki, apalagi laki-laki tersebut sangat perkasa hingga memberinya kenikmatan yang tidak pernah diperolehnya dari suaminya.
TAMAT
Suatu hari mobil Deti mogok disaat karyawan lain sudah pulang, untunglah Parno yang bertugas sebagai satpam belum pulang dan atas bantuan Parno maka mobil Deti bisa dihidupkan.
Suatu sore saat akan pulang, Parno menumpang di mobil Deti, dan karena telah kenal baik maka Deti memberi tumpangan padanya. Rumah Parno agak jauh juga di pinggiran kota dan harus melewati tol.
Selama di perjalanan hati Parno berdebar-debar karena sudah lama ia ingin dekat dengan Deti tapi belum ada waktu bagi Deti, sambil berkelakar Parno memberanikan diri untuk memegang paha Deti yang saat itu cuma memakai rok yang tidak terlalu panjang. Deti agak tersentak, maklum sambil menyetir ia dikejutkan oleh ulah Parno itu.
"Eeeh.. apa-apaan nich, kok gitu Noo." kata Deti.
"Maaf Deti, saya sudah lama naksir kamu tapi gimana lagi.." jawab Parno.
Deti memperlambat laju mobilnya dan menghentikan di pinggir jalan itu dan marah kepada Parno.
"Parno.. kalo gitu.. kamu turun saja di sini!" ancam Deti.
"Jangan begitu dong Dett.. saya tau kamu pasti butuh laki-laki untuk mengisi kesepian kamu selama ditinggalkan suamimu, kan suamimu jauh?" jawab Parno, "Saya bersedia aja kalo kamu membutuhkan saya." timpal Parno.
Memang ada benarnya juga perkataan Parno itu. Deti berpikir. Tapi haruskah ia berselingkuh sedangkan suaminya saat ini jauh? secara fisik Deti memang masih cantik dan berumur 30 tahun, disaat libido seksnya sangat butuh pelampiasan, meskipun sudah punya anak berumur 3 tahun, ia masih cantik, seksi ditunjang dengan kulit yang putih.
Memang akhir-akhir ini ia sering uring-uringan jikalau nafsunya memuncak, akhirnya ia membiarkan Parno memegang tangan dan meraba lubang sorganya, lalu meremas pahanya serta mulutnya mengulum bibir tipisnya itu. Deti hanya diam menunggu apa yang akan di lakukan Parno, akan tetapi Parno sadar ia sedang berada di jalan, dengan cepat ia mengambil alih stir mobil Deti dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Parno yang sepi di kawasan sawangan, Deti lalu dibawa ke kamarnya yang kosong dan jorok, maklum sebagai satpam ia tidak sempat bersih-bersih. Deti hanya diam menunggu dan membiarkan Parno berkuasa atas dirinya. Parno membuka kemeja dinasnya dan kembali mencium bibir Deti yang sudah menanti untuk dikulum, dari bibir terus beralih ke leher Deti yang jenjang, sementara tangan Parno sibuk meremas payudara Deti yang terbungkus blus putih itu. Ia menemukan dua bukit kembar Deti dan meremasnya, dengan buas Parno membuka paksa blus Deti sehingga kelihatan dada mulus yang ditutupi BH pink Deti, sambil menciumnya Parno berusaha membuka pengikat BH itu. Sempat terlihat olehnya ukuran BH Deti yang 34B, namun nafsu keduanya telah menguasai mereka.
Deti membalas perlakuan Parno itu dengan membuka celana panjang Parno sehingga batang kemaluan Parno yang panjang dan hitam itu terlihat ditutupi oleh CD warna merah. Sambil membuka CD Parno, Deti terus meremas batang kemaluan yang panjang itu dan ia membandingkan dengan milik suaminya yang ukurannya tidak sepanjang dan sebesar punya Parno.
Deti kemudian mengulumnya sehingga tidak muat di mulutnya tapi ia berusaha untuk terus mengulumnya. Sementara Parno asyik dengan menggigit payudara putih itu dengan rakus dan posisi mereka saat itu membentuk 69. Parno mengorek-ngorek liang kewanitaan Deti dan menjilat klitorisnya, ini membuat Deti tidak kuat untuk bertahan dan ia langsung klimaks karena Parno pandai membuat emosi Deti melambung. Sedangkan Parno belum juga mencapai klimaks, maka ia memaksa Deti untuk terus memperkuat tarikan mulutnya pada batang kejantanannya.
Kira-kira 10 menit kemudian, Parno menumpahkan air maninya di mulut Deti, ini membuatnya kembali bersemangat untuk kembali mengulang permainan. Bagaimana pun Parno masih penasaran ingin mencoba liang kewanitaan Deti yang merah jambu itu. Deti keberatan sebab ia tidak mau hamil kalau Parno memasukkan batang kemaluannya, ia hanya mau melakukan oral seks saja.
Parno terus berusaha untuk membangkitkan nafsu Deti dengan kata-kata dan cumbuan, akhirnya Deti kembali terbangkit birahinya dan Parno meletakkan bantalnya di pinggul Deti supaya ia leluasa untuk memasuki tubuh Deti, lalu dengan mesra Parno melebarkan paha Deti dengan memegang kedua kaki jenjang itu dan membukanya sehingga kelihatan isi kemaluan Deti yang di dalamnya ada sejumput daging yang kalau dikorek-korek akan menambah kenikmatan bersenggama. Kemudian dengan sedikit dipaksakan karena Deti tidak bersedia, akhirnya dia tidak bisa melarang namun Parno harus mengeluarkan air maninya di luar. Parno setuju dan dengan susah payah batang kemaluan Parno itu masuk ke liang kewanitaan Deti dengan sedikit meleset dan Deti sempat terpekik karena sakit saat batang kejantanan Parno menembus liang senggamanya yang masih sempit itu namun Parno terus saja memaju-mundurkan batang kemaluannya.
Kira-kira 20 menit Parno berusaha untuk memuaskan Deti, sedang Deti telah tiga kali mengalami orgasme namun bagi Parno masih belum terasa, baru pada menit ke 20 ia menumpahkan spermanya di dalam liang kewanitaan Deti sebanyak-banyaknya, ia lupa dan saat itu yang ada dalam dirinya hanya untuk kepuasan. Deti baru ingat, ia amat takut hamil apalagi Parno tidaklah sepadan dengannya serta jauh dibawah suaminya tapi karena ia telah mampu memberikan kepuasan kepadanya Deti cuma bersiap-siap untuk meminum pil anti hamil yang ia simpan di rumahnya. Dengan sedikit tertatih-tatih, Deti mengenakan blus dan rok kerjanya karena jam telah menunjukkan pukul 12:00 malam, maka ia buru-buru pulang, ia lupa memakai CD dan BH-nya maklum ia takut terlambat sampai di rumah, Deti cuma sempat menelepon ibunya karena malam ini ia tidak bisa menjemput putrinya, ia cuma ingin ke rumahnya saja.
Sesampainya di rumah, Deti langsung mandi dan tidur. Masih terbayang olehnya kebuasan Parno saat menggagahinya mulai dari caranya memegang kakinya dan membuka pahanya sehingga ia merasa sensasi kepuasannya telah disirami oleh Parno. Ia masih melihat adanya jejak tangan Parno di paha putihnya saat Parno menggigit pahanya karena gemas.
Setelah kejadian itu, hampir disetiap kesempatan Deti selalu didesak oleh Parno untuk bersenggama baik di rumah Parno maupun di rumah Deti. Kalau Deti tidak mau maka Parno akan membongkar skandalnya dengan Deti karena ia selalu memperlihatkan CD dan BH Deti yang tertinggal saat ia bersenggama dan pada CD itu ada noda spermanya dan cairan kewanitaan Deti, maklum saat itu ia sempat mengelap spermanya di mulut rahim Deti. Deti tidak bisa berbuat apa-apa sebab ia memang butuh belaian dan cumbuan laki-laki, apalagi laki-laki tersebut sangat perkasa hingga memberinya kenikmatan yang tidak pernah diperolehnya dari suaminya.
TAMAT